Agama dan budaya kerapkali dicampur. Orang tidak bisa membedakan mana yang agama dan mana yang budaya. Ketidakmampuan membedakan kedua hal ini menimbulkan masalah dalam masyarakat. Karenanya, Almarhum KH. Ali Mustafa Yaqub sering mengingatkan agar membedakan antara agama dan budaya. “Kita harus membedakan agama dan budaya. Kalau agama, mesti mengikuti Rasulullah. Agama itu apa, akidah dan ibadah. Tapi kalau budaya, bisa saja kita pakai, sepanjang tidak bertentangan dengan syariat Islam,” Kata KH. Ali Mustafa Yaqub dalam sebuah wawancara.
Alasannya, dalam hadis riwayat Muslim, Rasulullah bersabda, “Apabila aku perintahkan kepadamu, dan itu berkaitan dengan agama, maka kamu wajib ambil. Tapi apabila aku perintahkan kepadamu, dan itu berkaitan dengan pendapat pribadiku, maka ketahuilah aku adalah manusia.” Artinya, apa yang berasal dari Nabi yang tidak berkaitan dengan agama, tidak wajib diambil.
Selain sebagai seorang Rasul, Nabi Muhammad SAW juga orang Arab. Otomatis sebagian hadis-hadis Nabi yang sampai kepada kita mengandung unsur budaya. Yang berkaitan dengan budaya ini, boleh diambil, bukan sebuah keharusan. Masalahnya, kata KH. Ali Mustafa Yaqub, saat ini ada semacam gerakan untuk mengagamakan budaya Arab. Seolah-olah apa saja yang dari Arab dianggap sebagai keutamaan dan harus diikuti.
KH. Ali Mustafa Yaqub mencontohkan dengan pakaian Arab dan surban. Ini adalah budaya, dan bukan agama. Yang menyatakan ini adalah ulama Arab Saudi sendiri, seperti Syekh Bin Baz, Syekh Shalih Utsaimin, dan lain-lain. Tidak ada hadis shahih yang menerangkan keutamaan memakai surban. Bahwa dalam hadis disebutkan Nabi memakai surban itu benar adanya. Perlu diketahui, Nabi memakai surban bukan karena lebih mulia dibanding pakaian lain, tapi karena mengikuti pakaian yang lazim digunakan kaumnya.
Dalam masalah pakaian, kita dibolehkan untuk memakai pakaian apa saja, termasuk pakaian lokal. Yang penting tidak melanggar aturan pakaian dalam syariat Islam. Di antara aturannya adalah menutup aurat, tidak terbuka, tertutup, tidak transparan, dan tidak menyerupai lawan jenis.