Kisah KH. Dimyati Rois Mendoakan Pesantren KH. Ali Mustafa Yaqub dan Menjadi Kenyataan

Kisah KH. Dimyati Rois Mendoakan Pesantren KH. Ali Mustafa Yaqub dan Menjadi Kenyataan

Di tahun 1996, Darus-Sunnah barulah pengajian hadis yang diikuti oleh 3 mahasantri. Diadakan di ruang tamu rumah KH Ali Mustafa Yaqub (1952-2016). Ketika itu Kiai Dimyati Rois (1945-2022) pernah berkunjung ke Darus-Sunnah. Kiai Dimyati menyatakan bahwa nantinya, Darus-Sunnah akan bisa membebaskan tanah sebelah utara.

Kisah KH. Dimyati Rois Mendoakan Pesantren KH. Ali Mustafa Yaqub dan Menjadi Kenyataan
KH. Dimyati Rois dan KH. Ali Mustafa Yaqub

Di tahun 1996, Darus-Sunnah barulah pengajian hadis yang diikuti oleh 3 mahasantri. Diadakan di ruang tamu rumah KH Ali Mustafa Yaqub (1952-2016). Selain itu, juga diadakan kajian bersama dengan masyarakat. Tepatnya di Masjid al-Mujahidin. Awalnya hanya mushola kecil. Berkat keistiqamahan, perlahan tapi pasti. Gayung penerimaan dan dukungan masyarakat Pisangan Barat Ciputat bersambut. Di kisaran tahun 1997, mulai dibangun beberapa petak kamar mahasantri. Memanfaatkan sisa tanah yang tidak seberapa luas di belakang rumah.

Di tengah tahap pembangunan ini, Kiai Dimyati Rois (1945-2022) berkunjung ke Darus-Sunnah. Kiai Dimyati menyatakan bahwa nantinya, Darus-Sunnah akan bisa membebaskan tanah sebelah utara. Membangunnya menjadi asrama putra. Sedangkan petakan yang kini sedang dibangun ini akan menjadi asrama putri. Mendengar penyataan ini, Kiai Ali Mustafa Yaqub mengaminkan. Berharap menjadi doa mustajabah. Meskipun di saat itu, belum ada rencana pembelian lahan baru. Apalagi biaya pembangunannya. Seiring berjalannya waktu, apa yang didawuhkan Kiai Dimyati terwujud.

Di tahun 2009, saat kami mendaftarkan diri ke Darus-Sunnah, sudah berdiri bangunan dua lantai. Tepatnya di utara kediaman Kiai Ali Mustafa Yaqub. Di sebelah timur atau belakang ndalem, terdapat asrama dua lantai untuk putri. Bahkan, di seberang jalan sudah dibebaskan lahan baru. Empat kali lipat dari luas lahan bangunan yang telah ada.

Sebagai rasa syukur, kunjungan Kiai Dimyati Rois di atas, senantiasa dikisahkan ulang oleh Kiai Ali Mustafa Yaqub. Di antaranya adalah saat moment wisuda. Selain itu, kunjungan dan doa Kiai Dimyati tersebut termaktub dalam dokumen-dokumen sejarah Darus-Sunnah. Seakan menjadi doa “birrumuz” bagi perjalanan dan perkembangan Darus-Sunnah.

Kini, mushola kecil warga Pisangan Barat telah menjadi masjid. Berdiri megah dua lantai. Demikian halnya dengan Pesantren Darus-Sunnah. Asrama putra yang didoakan Kiai Dimyati telah menjadi perluasan untuk asrama putri. Dapat menampung tiga kali lipat dari tahun-tahun sebelumnya. Sedangkan mahasantri dan santri putra menempati dua gedung yang berada di lahan baru. Masing-masing terdiri dari tiga lantai. Menampung ratusan santri dan mahasantri. Berasal dari dari ujung Sumatra hingga Papua.

Di bawah kepemimpinan KH. Zia Ul Haramein, putra tunggal Kiai Ali Musafa Yaqub, Darus-Sunnah telah membebaskan lahan baru. Di lahan sebelah selatan asrama putra ini, akan dibangun Madrasah Darus-Sunnah Putri. Madrasah setingkat SMP-SMA yang mengader ulama sejak usia dini, khususnya dalam bidang hadis. Madrasah putri ini melengkapi Madrasah Darus-Sunnah Putra yang telah dirintis oleh Kiai Ali Mustafa Yaqub. Semoga kesemuanya menjadi ladang jariyah bagi kedua tokoh ini. Para murid-muridnya dapat memetik berkahnya. Mampu mewaris spirit ketulusan dakwah dan pengabdian.