Manusia diciptakan Allah untuk beribadah kepada-Nya. Di samping itu, manusia sebagai makhluk sosial yang juga harus mengenal bagaimana seharusnya perilaku kita terhadap orang lain. Apakah perilaku kita diterima di masyarakat? Ataukah bahkan tetangga kita sendiri tidak menyukai akan sikap kita terhadapnya?
Akhlaq atau akhlak dalam KBBI mempunyai arti kelakuan; budi pekerti. Yaitu kelakuan atau perilaku yang ada pada seseorang. Jika muncul keinginan untuk berbuat baik, maka itu akhlak terpuji. Sebaliknya, jika muncul keinginan untuk berbuat jelek, itu akhlak tercela. Sering kita temui bahwa yang melakukan kejelekan, maka orang itu tidak punya akhlak. Padahal, ada akhlak dalam dirinya, yakni akhlak tercela.
Mempelajari akhlak merupakan tujuan diutusnya Nabi SAW. Dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu, Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak mulia.” HR al-Baihaqy, al-Bazzar.
Ada lagi sebuah riwayat dari Abu Hurairah, “Seorang lelaki berkata: “Wahai Rasulullah, ada seorang wanita yang dikenal rajin shalat, shaum, sekedah, hanyasaja ia menyakiti tetangga-tetangganya dengan lidahnya (ucapannya),” maka beliau bersabda: “Dia di neraka. “Lelaki itu berkata: “Wahai Rasulullah, ada seorang wanita yang dikenal sedikit shaum, sekedah dan shalatnya, ia hanya bersedekah dengan sepotong keju, tetapi ia tidak menyakiti tetangga-tetangganya dengan lidahnya,” maka beliau bersabda: “Dia di surga.”” HR Ahmad, al-Hakim.
Dalam hal perilaku pun telah diatur bagaimana semestinya. Dari hadits tersebut, terlihatlah bahwa akhlak dan ibadah tidak dapat dipisahkan. Jika tidak ada salah satu, maka tak berarti.
Akhlak itu ada yang baik atau terpuji dan ada yang jelek atau tercela. Diceritakan pada sebuah riwayat yang lain dari Abu Hurairah, “Rasulullah SAW pernah ditanya tentang urusan yang paling banyak memasukkan seseorang ke surga, lalu beliau menjawab, “Takwa kepada Allah dan akhlak yang baik.” Dan beliau juga ditanya tentang urusan yang paling banyak memasukkan ke neraka, lalu beliu menjawab, “Mulut dan kemaluan.” HR at-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad.
Begitu banyak hadis yang meriwayatkan fadhilah atau keutamaan berakhlak baik. Dan begitu beragam bila kita mencari hadits tentang bagaimana sikap kita terhadap orang yang bertamu ke rumah, seperti apa seharusnya perilaku kita terhadap tetangga,
Diantara akhlak baik itu, jujur, husnudzan atau berprasangka baik, ghadhul bashar atau menundukan pandangan, silaturahmi, memberi makan, dan yang lainnya. Dan diantara akhlak tercela, sombong, dengki, zhalim, kikir, marah, ‘ujub atau memandang lebih pada diri sendiri, durhaka kepada ibu bapak, dan masih ada yang lain.
Semoga kita terhindar dari keinginan melakukan kejelekan, dijauhkan dari akhlak tercela.
Wallahu A’lam.