Pada tahun ini Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tidak lagi memberikan gelang kesehatan para calon jamaah haji.. Disebutkan juga Kemenkes akan mengirim 79 ton obat-obatan untuk jamaah haji Indonesia,
Hal itu dikatakan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Oscar Primadi. Pihaknya mengatakan bahwa penyelenggaraan haji tahun 2019 tidak lagi menggunakan gelang berwarna penanda status kesehatan calon haji berisiko kesehatan. “Tahun ini Kemenkes tidak lagi memberikan gelang kesehatan dengan tiga warna merah, kuning dan hijau sebagaimana sebelumnya,” katanya di Jakarta, seperti dilansir laman anataranews.com.
Oscar menambahkan bahwa mengatakan sebagai ganti penanda bagi jamaah haji adalah Kartu Kesehatan Jamaah Haji (KKJH) yang disertai penanda risiko tinggi (risti) dalam bentuk kotak berwarna jingga. Pada kartu ini juga terdapat barcode (kode batang) dan kode QR. Barcode menjadi kode berisi akses data-data kesehatan jamaah pada Siskohatkes yang terintegrasi dengan Siskohat Kementerian Agama. “lnovasi ini sangat membantu mengingat Indonesia memiliki jumlah jamaah haji terbesar di dunia, 231 ribu orang,” katanya.
Disebutkan oleh Oscar jumlah jamaah Indonesia akan dilayani oleh 1.827 petugas kesehatan Dengan rinciannya adalah 1.521 orang Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) dan 306 Panitia Penyelenggara lbadah Haji (PPIH) bidang kesehatan. Jumlah tersebut sama dengan tahun 2018. Kendati demikian, ada penambahan petugas TKHI sebanyak 66 orang yang terdiri dari 22 dokter dan 44 perawat seiring bertambahnya 10 ribu kuota haji Indonesia.
Adapun komposisi TKHI terdiri dari satu orang dokter dan dua perawat untuk setiap kloter. Sementara PPIH akan terdiri dari Tim Promotif Preventif (TPP), Tim Gerak Cepat (TGC) dan Tim Kuratif Rehabilitatif (TKR).
Kementerian Kesehatan juga telah menyiapkan 79 ton obat-obatan untuk persiapan jemaah haji Indonesia di Arab Saudi. Hal ini dikemukakan Eka Jusuf, Kepala pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan republik Indonesia. Ia mengungkapkan bahwa beratnya obat-obatan tersebut disebabkan jumlah obat cair lebih banyak dibandingkan dengan obat tablet. Cairan infus sangat banyak dikirim mengingat dehidrasi yang kerap dirasakan jemaah di Arab Saudi
Paket kesehatan itu juga menyediakan obat-obatan yang terkait gangguan pernafasan. Hal ini terkait dengan banyak sekali permasalahan pernafasan yang dialami jamaah haji. Disamping itu ada juga makanan tambahan dan susu untuk membantu meningkatkan gizi warga Indonesia yang sakit saat menjalankan rukun islam kelima tersebut.