Ada yang menarik dari Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi ketika Bali Democracy Forum (BDF) ke-10 di Gedung Indonesia Conference and Exhibition (ICE), Serpong, Banten belum lama ini. Pasalnya dirinya mengenakan syal bermotif garis kotak-kotak dengan bendera Paleetina di ujungnya.Itulah Kifayeh sebuah kain khas rakyat Palestina yang sekarang melegenda dan menjadi simbol solidaritas untuk bangsa Palestina.
Kefiyeh atau kufiya adalah syal tradisional kas Timur Tengah. Dalam bahasa Arab, koofiyyeh adalah syal hitam dan putih kotak-kotak yang biasanya dipakai di sekitar leher atau kepala. Kain ini biasanya dipakai sebagai surban oleh orang-orang Arab dan Turki termasuk Palestina. Namun bagi masyarakat Palestina, kafiyeh ini mempunyai sejarah tersendiri. Kain ini dipakai selama turun-temurun oleh para petani. Kegunaannya adalah untuk melindungi dari terik amtahari ,debu dan pasir.
Evolusi kefiyeh terjadi ketika meletusnya pemberontakan Arab di tahun 1930-an. Kefiyeh kemudian menjelma menjadi simbol politik. Di luar Timur Tengah dan Afrika Utara, kefiyeh pertama kali populer setelah kalangan aktivis yang mendukung orang-orang Palestina dalam konflik dengan Israel menjadikannya sebagai ikon “solidaritas Palestina”. Apalagi sejak maraknya Intifadah di Masjid Al-Aqsa, syal persegi panjang ini semakin banyak muncul dengan kombinasi bendera Palestina dan Masjid Al-Aqsa yang tercetak di ujung kain.
Adalah Yasser Arafat pemimpin PLO yang mempopulerkannya di tahun 1960-an. Pendiri kelompok perlawanan Fatah ini selalu menggunakan kefiyeh yang bermotif kotak-kotak hitam dan putih kemanapun ia pergi. Arafat mengguankan kefiyeh dengan cara semi tradisional. Tidak jarang Arafat juga meletakkan kai kafiyehnya di pundak kanan dengan bentuk segitiga sebagai simbol teritori Palestina.
Disamping Arafat ada tokoh lainnya yang semakin mempupulerkan kafiyeh. Dia adalah Leila Khaled. Tokoh perempuan yang tergabung dalam kelompok bersenjata Popular Front for The Liberation of Palestine (PFLP) atau Front Rakyat untuk Pembebasan Palestina melilitkan kefiyeh di kepala dan pundak. Ia memakainya menyerupai kerudung dan ini dianggap tidak biasa. Kefiyeh seringkali diasosiasikan dengan maskulinitas Arab. Banyak yang memandang bahwa hal ini tidak biasa dan memberi pesan tentang kesetaraan antara perempuan dan laki-laki.
Seiring munculnya banyak faksi di Palestina kemudian mencuat juga keterkaitannya dengan simpati atau afiliasi politik. Kefiyeh warna hitam dan putih menyimbolkan nasionalisme dan dukungannya dengan Fatah. Adapun warna merah dan putih kerap dipakai kaum Marxis Palestina seperti PFLP. Adapun untuk Hamas sering memakai kefiyeh warna hijau dan putih.Adapun varian yang populer adalah kefiyeh berbentuk bujur sangkar dengan motif merah, hitam, putih, dan hijau dengan bendera Palestina di ujung kain. Meskipun terkait dengan asosiasi politik, kefiyeh adalah produk garmen, budaya, sejarah dan dalam perkembangannya menjadi simbol perlawanan Palestina.