Proyek pembangunan kereta gantung Israel yang menuai kontroversi kembali dilanjutkan meski di tengah pelbagai kecaman karena dianggap ‘menyakiti’ Palestina. Kereta yang membentang antara Yerusalem barat ke Tembok Barat ini telah menggusur infrastruktur air, limbah dan telekomunikasi di jalan. Bahkan merusak alam sekitar dengan menebang banyak pohon di Gunung Zion.
Proyek tersebut akan mencakup 15 tiang beton setinggi 26 meter.Dari awal hingga akhir, panjang sistem akan 1,4 km, dan gerbong akan berjalan secara otomatis dengan jarak 15-20 menit. Perjalanan diproyeksikan akan berlangsung selama empat setengah menit secara total. Komite infrastruktur nasional Israel, Otoritas Pembangunan Yerusalem, dan Kementerian Pariwisata telah mengalokasikan 200 juta shekel ($ 54,4 juta) untuk proyek tersebut.
Diberitakan oleh laman middleeasteye.net bahwa otoritas Israel menyetujui dimulainya pekerjaan penggalian pancang di Yerusalem Timur yang diduduki. Warga Palestina dengan keras memprotes karena pembangunan kereta gantung ini akan mengubah lanskap Kota Tua Yerusalem yang bersejarah dan memperluas kehadiran Israel di lingkungan mayoritas Palestina.
Kereta ini akan bekerja mulai dari Gerbang Kota Tua ke Yerusalem Barat. Disebutkan bahwa kereta gantung ini akan membantu memudahkan lalu lintas di kota dan dapat mengangkut 3.000 penumpang per jam. Kereta gantung itu akan memiliki 73 gerbong yang masing-masing mampu mengangkut puluhan penumpang. Dua stasiun diusulkan untuk dibangun di Yerusalem Barat dan Gunung Zion. Yang ketiga direncanakan di lingkungan Silwan Yerusalem Timur yang diduduki, berdekatan dengan tembok selatan Kota Tua dan dekat dengan kompleks Masjid Al-Aqsa dan Tembok Barat.
Baca Juga: Humor Gus Dur tentang kereta ajaib
Pada bulan Juli alu, sebuah LSM di Israel mengajukan petisi ke Pengadilan Tinggi. Kemudian Pengadilan Tinggi meminta pihak berwenang Israel untuk memberikan “dasar faktual” untuk proyek tersebut dan akan mengeluarkan keputusan pada 22 November. Namun otoritas Israel tampaknya tidak menunggu keputusan pengadilan masih menunggu keputusan.
The Jerusalem Development Authority (JDA), sebuah badan Israel yang bertanggung jawab atas proyek kereta gantung itu diketahui telah memenangkan persetujuan dari Unit Komisaris Kehutanan Kementerian Pertanian. Badan ini untuk mencabut pohon di sepanjang rute kereta gantung.
Yerusalem Timur direbut oleh Israel selama perang 1967. Kelompok pemukim Israel seperti Elad, yang mengelola taman arkeologi Kota Daud, telah mendorong perluasan permukiman di Yerusalem Timur dan memprioritaskan pariwisata dan warisan Yahudi. Namun hal ini mendapatkan protes dan kecaman warga Palestina yang menganggap sebagai upaya Yudaisasi.
Beberapa keluarga Palestina yang telah tinggal di lingkungantersebut itu telah diusir. Israel juga taman arkeologi dan menampung pemukim Yahudi.