Ini Tiga Sumpah Rasul Saw yang Dibenci Setan

Ini Tiga Sumpah Rasul Saw yang Dibenci Setan

Ada tiga sumpah Rasul Saw yang sangat dibenci setan, apa saja?

Ini Tiga Sumpah Rasul Saw yang Dibenci Setan
Kalau besar permintaannya maka sedikitlah penolongnya

Sumpah merupakan salah satu cara di masa sekarang untuk mendapatkan pengakuan dan media agar argumen menjadi lebih terpercaya. Namun apabila sumpah yang terlontar dari Manusia yang agung dan pilihan Allah tentunya bukan dalam rangka penguatan terhadap argumennya melainkan untuk mengajarkan pada umatnya agar selalu berhati-hati dalam berbuat dan berucap.

Adapun tiga sumpah Nabi Muhammad SAW tersebut tertuang dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad yang mendapatkannya dari Abu Kabsyah al-Anmari,  bahwasanya ia berkata “Saya pernah mendengar Rasulullah saw bersabda:

ثَلَاثٌ أُقْسِم عَلَيْهِنَّ، وَأُحَدِّثُكُم حَدِيثًافَاحْفَظُوهُ،قَالَ فَأَمَّاالثَّلَاثُ الَّتِي أُقْسِمُ عَلَيْهِنَّ: فَإِنَّهُ مَانَقَّصَ مَالَ عَبْدٍ صَدَقَةٌ،

 وَلَاظُلِم عَبْدٌبِمَظْلَمَةٍ فَيَصْبِرُعَلَيْهَا إِلَّازَادَهُ اللَّهُ بِهَاعِزًّا، وَلَايَفْتَحُ عَبْدٌبَابَ مَسْأَلَةٍ إِلَّافَتَحَ اللَّهُ لَهُ بَابَ فَقْرٍ

“Aku bersumpah atas tiga hal, dan Aku akan ceritakan pada kalian kemudian prihalah sumpah yang tiga tersebut,” kemudian Nabi melanjutkannya, “adapun tiga hal yang atasnya aku bersumpah yaitu: harta tidak akan berkurang karena disedekahkan, dan tak seorangpun yang terdzalimi lalu kemudian ia bersabar atas perlakuan dzalim tersebut kecuali Allah akan menambahkan baginya kemuliaan, dan tak seorang pun yang suka membuka diri untuk meminta-minta selainkan Allah semakin membuka pintu kemiskinan baginya”.

Hadis ini memberi pelajaran bagi kita sebagai ummat Nabi SAW agar selalu murah hati, suka memberi, tidak takut bersedekah serta selalau bersabar dan tabah dalam menghadapi berbagai cobaan, termasuk cobaan karena terdzalimi, juga menghindari perbuatan meminta-minta, karena meminta-minta merupakan gerbang menuju kemiskinan dan kebangkrutan.

Setan akan sangat benci terhadap perbuatan yang baik, dan sebaliknya setan sangat senang apabila di antara manusia ada yang berbuat tercela, termasuk orang yang suka melayani cacian dan suka meminta-minta. Maka dari itu berusahalah agar selalu terhindar dari hal-hal yang disenangi setan.

Adapun Asbabul wurud atau latar belakang hadis di atas terucap dari Nabi SAW, sebagaimana diceritakan oleh Ahmad yang didapat dari Abu Hurairah, bahwasanya suatu ketika pernah ada seorang laki-laki mencaci maki Abu Bakar dengan dengan berbagai cacian dan makian dan pada saat itu Nabi saw sedang duduk.

Peristiwa tersebut lantas membuat Nabi heran dan tersenyum, karena melihat Abu Bakar berlebihan dalam merespon sebagian cacian yang dilontarkan orang tersebut. Atas respon Abu Bakar yang berlebihan itu, Nabi marah dan bangun dari duduknya lantas pergi meninggalkan Abu Bakar.

Abu Bakar kemudian membuntuti Rasul sambil berucap, “Ya Rasulallah, orang itu mencaciku dan engkau Rasulullah duduk, saat aku merespon cacian orang itu, dan engkau marah lalu bagun dan langsung pergi.”

Nabi pun bersabda, “Tadi ada malaikat datang untuk membelamu, tapi saat engkau merespon  ucapan orang itu, setan pun ikut campur sedangkan aku tidak mau duduk dekat dengan setan.” Lalu nabi berkata, “Wahai Abu Bakar, ada tiga hal yang kesemuanya itu benar, tak seorangpun dari hamba Allah yang terdzalomi,  lalu kemudian orang tersebut menahan diri dengan tidak merespon dengan membalasnya karena Allah, melainkan Allah akan memberikan kemuliaan dengan sebuah kemenangan, dan tak seorang hambapun yang membuka pintu pemberian, yang dengannya bertujuan untuk bersilaturrahmi, maka Allah akan manambah hartanya, dan tak seorangpun yang dirinya suka membuka pintu untuk meminta-minta dengan tujuan untuk memperkaya diri, kecuali Allah akan semakin menguranginya.”

Hadis ini terdapat dalam Musnad Imam Ahmad 4/231, selain itu juga ada dalam shahih Muslim  2/386 dalam kitab: al-Birr, bab: an-Nahyu dan as-Sabab (Larangan dari Mencaci,  dari Abu Hurairah, Dan at-Tirmidzi dalam Abwabuz-Zuhd, bab: Ma Ja-a fi Hammi ad-Dun-ya wa Hubbiha Abu Hurairah (Hadits-hadits tentang Berkeinginan dan Mencintai Dunia, dari Abu Hurairah, (3/386), dan Ahmad dari Abdurrahman bin ‘Auf dengan lafazd-lafazd yang berbeda.

Wallahu A’lam.