Ini Rahasia Kesuksesan Dakwah Nabi

Ini Rahasia Kesuksesan Dakwah Nabi

Ini Rahasia Kesuksesan Dakwah Nabi
Kaligrafi bertuliskan nama Nabi Muhammad

Menjelang kematiannya, Nabi berkata,  “Ummatku! ummatku! ummatku”. Malaikat Jibril mengatakan kepada Nabi Muhammad bahwa penduduk langit dan surga sudah tak sabar menunggunya. Tapi Nabi Muhammad malah berkata, “Aku tak tenang jika aku belum tahu bagaimana nasib kelak ummatku di hari kemudian,”. “Mereka akan bersamamu selama ia mengikuti ajaranmu,” Jawab Jibril.

Rentang 23 tahun kenapa Islam mudah berkembang, diterima dan diakui oleh orang-orang Arab kala itu? Sebab, bukan cara mudah menyodorkan dan meyakinkan Islam, mengakui bahwa ia Nabi atau utusan Allah? Bukankah kafir Quraish menganggapnya gila karena ia mengaku Nabi? menganggap al-Qur’an hanyalah nyanyian Nabi saw?.
Bukan perkara mudah mengubah tradisi jahiliyah, jika kebiasaan sudah mengakar kuat dalam masyarakat ia akan sulit di ubah apalagi meyakinkan Islam kepada mereka, meyakinkan ajaran yang itu bicara soal iman atau kepercayaan, yang sedari awal mereka sudah punya kepercayaan masing-masing.

Berjalannya waktu, Nabi melunakkan kejumudan pikirannya, keangkuhannya, dan membuka fitrah nurani mereka untuk percaya pada Islam, percaya akan kenabiannya dengan modal dan cara apa? dekati, rangkul dan beri rasa aman itulah keselamatan (Islam) aslim aslamta (berislamlah maka engkau akan selamat). Nabi ditanya muslim yang terbaik seperti apa? Beliau menjawab:

 مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ

“orang-orang muslim yang lain selamat dari gangguan lisan dan tangannya”.

Nabi hadir di tengah yang membencinya tapi tak pernah sekalipun ia balas dengan kebencian, karena kebencian yang berbalas tak akan melahirkan kasih sayang, Nabi dekat dan mendekati mereka yang menghinanya tanpa harus berbalas dengan hinaan, Karena kegelapan tak bisa mengusir kegelapan, cahaya benderanglah yang bisa melakukannya, kebencian tak akan mampu menghapus kebencian, hanya cinta yang bisa melakukannya.

Seperti halnya ia di Thaif di usir, dicaci, tapi mendoakan mereka kejalan yang baik. Begitupun saat perempun Quraish yang kerap melempari Nabi kotoran, ia justru datang menjenguk saat perempuan itu sakit, Nenek-tua buta yang tiap hari menghinanya padahal tiap hari pula ia memberi dan menyuapinya kurma.

Karenanya, ciptakanlah kedamaian dan kasih sayang mulailah dari mereka yang tak mengerti damai dan kasih sayang, sebesar apapun amarahnya, sejahat apapun tindakannya, jika kita rangkul, dekati dan berbuat baik sendirinya akan mengerti dan sadar.