Ini Empat Karakter Utsman bin Affan yang Patut Kita Teladani

Ini Empat Karakter Utsman bin Affan yang Patut Kita Teladani

Sebagai seorang sahabat Nabi dan khalifah, Utsman bin Affan memiliki banyak sifat yang harus kita teladani.

Ini Empat Karakter Utsman bin Affan yang Patut Kita Teladani

Tanda-tanda seseorang yang benar-benar mengenal Allah ialah: Pertama hatinya selalu dalam keadaan takut dan berharap, kedua lidahnya selalu memuji dan bersyukur, matanya selalu dalam keadaan malu dan basah oleh air mata, dan kehendaknya adalah meninggalkan dunia dan mencari ridho Allah.” – Usman bin Affan

Nama Utsman bin Affan pastinya tidak asing lagi di telinga kita para Muslim dan Muslimah. Beliau lahir di tahun gajah dan lebih muda dari Rasulullah SAW, terpaut sekitaran 5-6 tahun. Beliau merupakan salah satu Khalifah Ar Rasyidin, Selama hidupnya selain dikenal sebagai sosok yang amat dermawan beliau juga dikenal sebagai sahabat yang begitu Bijaksana, untuk itu mari kita simak 4 karakter Utsman bin Affan yang harus kita teladani darinya.

Pendiam

Pendiam, ya itulah salah satu karakter Utsman bin Affan, maka wajar jika Utsman bin Affan dikenal sebagai sahabat yang meriwayatkan hadis paling sedikit. Padahal Utsman bin Affan sendiri adalah sahabat bahkan menantu Nabi yang menikahi dua putri Nabi SAW, yakni Ruqayyah dan Ummu Kultsum.

Itulah mengapa Utsman dijuluki sebagai “ Dzun Nurain ” lelaki yang memiliki dua cahaya, dan ini menandakan bahwa sang Mertua (Rasulullah) percaya bahwa Utsman bin Affan adalah orang yang telah dipercaya dalam membimbing putri putri Beliau.

Dari sifat pendiam inilah mengantarkan beliau menghindari dialog yang mengundang perdebatan panjang ataupun berbicara pada hal yang hanya mengandung kesia-siaan. Maka tak heran jika selama hidupnya, Utsman bin Affan hanya berbicara pada sesuatu yang benar benar penting dan mengandung kemaslahatan.

Pemalu

Dari sifat Pendiam-nya, Utsman bin Affan dikenal sebagai sosok lelaki yang Pemalu. Sampai-sampai, malaikat pun segan terhadap dirinya. Tak heran jika dalam sebuah riwayat dari Aisyah dikatakan bahwa ketika Nabi SAW sedang berbaring, beliau menyambut Abu Bakar dengan menjawab salamnya dalam posisi yang tetap berada di atas tempat tidur, tetapi bagian gamisnya sedikit terangkat, sehingga menampakkan sebagian betisnya.

Usai berbincang-bincang, Abu Bakar pun pamit. Tak lama kemudian, Umar bin Khattab minta izin untuk menemui Rasulullah SAW. Setelah menyampaikan maksud kedatangannya, Umar pun ikut pamit pergi dari rumah Nabi SAW. Setelah itu, giliran Utsman bin Affan yang ingin bertemu Rasulullah. Setelah memberi izin, Aisyah memperhatikan Suaminya itu yang kini mengubah posisi duduknya, sehingga betisnya yang tadinya tersingkap, menjadi tertutup. Menyaksikan Perihal tersebut, Aisyah pun bertanya

“Wahai Rasulullah, engkau tidak bersiap begitu (mengubah posisi) ketika kedatangan ayahku (Abu Bakar) dan Umar,”

Rasulullah SAW menjawab, “Utsman merupakan seseorang yang pemalu. Bila dia masuk, sedangkan aku masih berbaring, pasti dia malu untuk masuk dan akan cepat-cepat pulang, padahal dia belum menyelesaikan keperluannya. Wahai Aisyah, tidakkah aku patut malu kepada seseorang yang dimalui (disegani) oleh para malaikat?”

Disebutkan dalam riwayat lainnya, karena sifat pemalunya, Utsman bin Affan tidak pernah baca ayat yang pendek dalam Tahajud. Ketika ditanya, “Mengapa Engkau membaca ayat yang begitu pajang sekali?” Beliau pun menjawab “Saya malu memberikan sedikit kepada Allah”

Tutur kata yang indah

Jika dikenal sebagai sosok lelaki yang pendiam, pemalu, itu artinya beliau hanya berbicara pada sesuatu yang bersifat mulia dan terbilang penting. Tak heran jika tutur kata beliau dikenal sangat indah bahasanya dan amat begitu bijak.

Abdurrahman bin Khatib pernah mengatakan, “Aku tidak pernah mendengar seorang sahabat Nabi SAW yang lebih indah bahasanya dan lebih bijak tutur katanya melebihi Utsman bin Affan”.

Sangat Begitu menakjubkan bukan? Ini Menunjukkan bahwa Utsman bin Affan sangat menjaga lisannya dari sesuatu yang berbahaya. Ia selalu berusaha untuk membuat orang-orang di sekelilingnya paham dengan tutur dan bahasa yang indah. Maka wajar jika beliau mengatakan, “Lisan yang licin jauh lebih berbahaya dari pada kaki yang licin.”

Dermawan

Kekayaan Utsman tidak perlu dipertanyakan lagi, bahkan sebelum masuk islam, Utsman bin Affan telah dikenal kedermawanannya. Beliau dipercaya oleh Allah dalam menggenggam sepertiga dunia hingga kekayaannya kini masih bertahan sampai sekarang. Itulah mengapa sahabat Rasulullah SAW yang satu ini memiliki tabungan atas namanya sendiri di salah satu bank Saudi Arabia.

Dari tabungan tersebut, kini telah berdiri hotel bintang lima di area eksklusif dekat Masjid Nabawi dengan nama Hotel Usman bin Affan. Potensi kekayaannya dari hotel ini bisa mencapai Rp.150 Miliar lebih per tahun. Diketahui bahwa Tabungan tersebut adalah hasil pengembangan hartanya yang bersumber dari Sumur Bi’ru yang dulu Beliau beli dengan harga 38.000 dirham yang kemudian ia wakafkan untuk kepentingan umat Islam.

Namun selama hidupnya, Utsman menganggap dunia sebagai sesuatu yang paling rendah, dunia yang seolah olah sudah berada di tangannya tak pernah diizinkan masuk ke dalam relung hatinya. Karena baginya, dunia hanya berada di tangannya saja, bukan dalam hatinya.

Sebagai sahabat Rasulullah, Utsman tentu sangat paham bahwa: “ Dunia itu terlaknat dan segala yang terkandung didalamnya pun terlaknat, kecuali orang yang berdzikir kepada Allah, yang melakukan ketaatan kepadanya, seorang ‘alim ” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Wallahu A’lam.