Ingin Mendapat Gambaran Hari Kiamat Seakan Melihat Langsung, Bacalah Surat Ini

Rasulullah tidak memiliki banyak uban. Semasa hidupnya beliau tidak pernah mewarnai rambutnya. Saking sedikitnya, kalau memakai minyak rambut, uban Rasulullah tidak akan kelihatan. Menurut Anas bin Malik, uban Rasul hanya 14 helai rambut saja, sementara Abdullah bin Umar mengatakan totalnya ada 20 helai. Ketika ada sahabat yang bertanya, kenapa uban tumbuh di rambutnya, Rasulullah mengatakan:

شيبتني هود والواقعة والمرسلات وعم يتساءلون وإذا الشمس كورت

“Yang membuat aku beruban adalah surat Hud, al-Waqi’ah, al-Mursalat, ‘amma yatasaalun (al-naba’), dan idza al-syamsu kuwwirat (al-takwir).”

Beberapa surat yang disebutkan Rasulullah berisi tentang hari kiamat. Uban tumbuh di rambut Rasulullah karena beliau memikirkan kondisi kehidupan akhirat, bukan karena memikirkan urusan dunia. Apalagi tentang bagaimana kondisi umatnya di akhirat kelak.

Dalam hadis lain dikatakan:

من سره أن ينظر إلى يوم القيامة كأنه رأي عين فليقرأ: إذا الشمس كورت، و إذا السماء انفطرت، وإذا السماء انشقت

Artinya:

“Siapa yang ingin melihat kondisi hari kiamat seperti melihat langsung kejadiannya di hadapan mata, bacalah surat al-Takwir, al-Infithar, dan al-Insyiqaq” (HR: Al-Tirmidzi)

Percaya kepada hari kiamat termasuk bagian dari rukun iman. Tidak ada yang tahu kapan terjadinya kiamat. Bahkan, Rasulullah sendiri juga tidak diberi tahu kapan persis hari kiamat. Dalam al-Qur’an, terutama beberapa surat yang disebutkan di atas, Allah mengambarkan bagaimana bumi dan alam semesta dihancurkan pada hari kiamat. Tidak ada satupun manusia yang bisa melepaskan diri dan bersembunyi dari kehancuran itu.

Kalau kita ingin melihat gambaran umum dari hari kiamat, bacalah dan resapi kandungan makna surat al-Takwir, al-Infithar, dan al-Insyiqaq. Semoga dengan membaca surat itu, tidak hanya kekhawatiran yang didapat, tetapi juga kita bisa mempersiapkan amal ibadah dan bekal di akhirat nanti. Inti dari disebutkan gambaran kiamat dan siksa api neraka di dalam beberapa ayat dan hadis, bukan untuk menakuti, tetapi agar manusia bisa mempersiapkan amal ibadah sebagai bekal di akhirat kelak.