Riya termasuk salah satu penyakit hati yang berbahaya. Para ulama mengkategorikan riya sebagai syirik kecil atau tersembunyi. Riya berati mencari simpati orang lain dengan menonjolkan sifat-sifat baik guna memperoleh kedudukan dan wibawa di mata manusia. Orang yang riya terlihat rajin ibadah dan berbuat baik, tapi semua itu dilakukan untuk sekedar mencari perhatian manusia, bukan untuk mencari keridaan Allah SWT.
Syeikh Nawawi al-Bantani dalam kitab Maraqil Ubudiyah menjelaskan ada lima macam bentuk riya. Kelima riya ini mesti dijauhi. Kelima riya tersebut adalah sebagai berikut:
Pertama, riya dalam masalah agama dengan menampakkan anggota badan. Seperti menampakkan tubuh yang kurus dan pucat serta membiarkan rambut acak-acakan. Dengan tubuh yang kurus ia ingin menunjukan sedikit makan, dan dengan wajah yang pucat ia ingin menunjukan kurang tidur pada waktu malam dan sangat prihatin dengan urusan agama.
Kedua, riya dengan penampilan dan pakaian. Misalnya, menundukan kepada ketika berjalan, bersikap tenang dalam bergerak, menampakan bekas sujud pada jidatnya.
Ketiga, riya dengan perkataan. Contohnya, mengucapkan kata-kata bijak dan menggerakkan bibir saat berdzikir di hadapan orang banyak, menyuruh berbuat baik dan mencegah perbuatan munkar di hadapan khalayak.
Keempat, riya dengan perbuatan, seperti menampakan kekhusyukan ketika shalat, berlama-lama saat berdiri, sujud, dan ruku.
Kelima, riya kepada teman, para tamu, dan manusia pada umumnya.