Gus Baha Terbaru: Hidup Itu Tidak Bisa Tanpa Uang (Rejeki)

Gus Baha Terbaru: Hidup Itu Tidak Bisa Tanpa Uang (Rejeki)

Kajian Gus Baha terbaru: Hidup di dunia itu tidak bisa lepas dari uang.

Gus Baha Terbaru: Hidup Itu Tidak Bisa Tanpa Uang (Rejeki)

Gus Baha Terbaru: Hidup Itu Tidak Bisa Tanpa Uang (Rejeki)

Jika judul di atas dibaca sekilas, kita akan mengira bahwa Gus Baha aneh atau salah ucap. Namun kalau kita mencermati penjelasannya secara utuh, mungkin kita akan manggut-manggut memahami.

Konteks pernyataan Gus Baha di atas adalah ketika beliau mengkritik para sufi yang hanya mengajarkan ikhlas dan tidak mau membahas tentang hal-hal yang sifatnya duniawi, uang dan rejeki. Karena bagi mereka semakin banyak uang akan semakin banyak hal yang harus dipertanggungjawabkan saat hisab kelak.

Baca juga: Gus Baha’: Bela Nabi Pasti Syahid, Kalau Selain Nabi Belum Tentu

Pernyataan demikian dikritik oleh Gus Baha. Menurut ulama yang memiliki nama lengkap K.H Bahaudin Nursalim ini, hidup di dunia itu tidak bisa tanpa uang.

“Karena hidup itu tanpa melibatkan rejeki itu tidak bisa,” tuturnya, dikutip dari kanal resmi Santri Gayeng dalam video Gus Baha terbaru.

Gus Baha menjelaskan bahwa beberapa sufi enggan membahas rejeki. Padahal Allah SWT saja tidak malu menyebut dirinya sebagai Dzat Pemberi Makan. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran surat al-Quraisy ayat 3-4:

فَلْيَعْبُدُوْا رَبَّ هٰذَا الْبَيْتِۙ – ٣ الَّذِيْٓ اَطْعَمَهُمْ مِّنْ جُوْعٍ ەۙ وَّاٰمَنَهُمْ مِّنْ خَوْفٍ ࣖ – ٤

Artinya, “Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan (pemilik) rumah ini (Ka‘bah), yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari rasa ketakutan.”

Bukan hanya itu, Gus Baha juga menjelaskan bahwa Nabi Ibrahim pun tidak malu untuk meminta rejeki kepada Allah SWT, sebagaimana diabadikan dalam Al-Quran surat Ibrahim ayat 37:

رَبَّنَآ اِنِّيْٓ اَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِيْ بِوَادٍ غَيْرِ ذِيْ زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِۙ رَبَّنَا لِيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ فَاجْعَلْ اَفْـِٕدَةً مِّنَ النَّاسِ تَهْوِيْٓ اِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِّنَ الثَّمَرٰتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُوْنَ – ٣٧

Artinya, “Ya Tuhan, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan (yang demikian itu) agar mereka melaksanakan salat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.”

Baca juga: Tips Rasulullah Bagi Orang yang Sempit Rejeki

Oleh karena itu, Gus Baha pun menyebutkan bahwa memilih laku sufi dan tidak memikirkan harta itu baik, tapi tidak baik jika semua muslim begitu. Karena hidup atau bahkan berjuang, apalagi perjuangan untuk agama itu melibatkan uang. Gus Baha mengutip sebuah ayat:

وجاهدوا بأموالكم

“Nak, berjuanglah. Perjuangan itu melibatkan uang,” tuturnya menjelaskan ayat di atas.

Menurut Gus Baha, uang bagi orang saleh, paling untuk sedekah dan zakat. Ketika tidak punya uang malah bisa berpotensi menyusahkan orang lain. (AN)