Begini Cara Umar bin Khattab Menguji Kezuhudan dan Keamanahan Gubernurnya

Begini Cara Umar bin Khattab Menguji Kezuhudan dan Keamanahan Gubernurnya

Begini Cara Umar bin Khattab Menguji Kezuhudan dan Keamanahan Gubernurnya
Umar bin Khattab

Bukan Khalifah Umar bin Khattab jika tidak menguji kezuhudan para gubernurnya. Hal itu dilakukan oleh Umar untuk melihat sejauh mana amanat yang mereka jalankan saat dipercayai sebagai seorang gubernur. Karena dalam pandangan Umar, sifat zuhud dan tidak tergoda dengan gemerlap dunia akan memberikan dampak yang baik kepada pegawainya. Dengan sifat zuhud, seorang pegawai akan selalu bersikap jujur, bersih dan tidak korupsi.  Salah satu Gubernur yang pernah diuji oleh Umar bin Khattab adalah Said bin Amir.

Salah satu alasan kenapa Umar bin Khattab memilih Said bin Amir adalah sifat kezuhudan yang dimilikinya. Said bin Amir dipercaya oleh Umar untuk memimpin wilayah Homs.  Meskipun demikian, Umar selalu penasaran bagaimana pengaruh sifat kezuhudan  terhadap perilaku gubernurnya. Saat itu, Homs adalah sebuah provinsi besar. Wilayah itu menjadi salah satu pusat perdagangan penting dan medan yang luas untuk mendapat kesenangan duniawi.

Dalam pandangan Umar, tidak ada yang tepat menjadi amir di sana selain seorang yang zuhud. Orang yang berhak memimpin Homs mestilah seorang pemimpin yang zuhud, bijaksana, dan saleh. Setelah menimbang-nimbang, Umar memilih Said bin Amir. Pada awalnya Said menolak menerima tawaran jabatan itu dan berkata,”Wahai Umar, aku ingatkan dirimu terhadap Allah. Janganlah kau menjerumuskanku ke dalam fitnah.” Mendengar hal itu, Umar marah dan berkata,”Celakalah kalian karena telah menaruh urusan ini di atas pundakku, tetapi kalian justru melepaskan diri dariku. Demi Allah, aku tidak akan melepasmu.”

Singkat cerita Said bin Amir menerima tawaran untuk menjadi gubernur. Setelah beberapa tahun dari kepemimpinan Said bin Amir, Umar bin Khattab datang secara diam-diam menemui rakyat Homs untuk bertanya tentang kepemimpinan gubernur mereka selama ini.  “Bagaimana pendapat kalian tentang gubernur kalian?” Tanyanya.

Mereka menjawab,  “Kami  mengadukan empat hal tentang dirinya. Pertama, ia tidak keluar melihat kami kecuali di siang hari. Kedua, ia tidak menerima siapapun di malam hari.  Ketiga, Ada satu hari dalam sebulan, ia tidak bertemu dengan kami. Keempat, ia sering pingsan sampai terlihat antara hidup dan mati.”

Umar kemudian memanggil Sa’id dan memintanya untuk menjawab empat hal yang dikeluhkan oleh rakyatnya. Sebagai seorang gubernur yang zuhud, beliau menjawab dengan penuh kejujuran tentang keluhan mereka.

Said bin Bin Amir berkata, Pertama, kenapa saya tidak keluar menemui mereka kecuali di siang hari.  Alasannya karena keluargaku tidak mempunyai pembantu sehingga setiap pagi aku membuat adonan. Kemudian duduk sebentar sambil menunggu adonan itu mengembang. Ketika sudah mengembang, saya buat adonan itu menjadi roti untuk makanan keluargaku.  Lalu aku berwudhu dan keluar menemui orang-orang.

Kedua, alasan aku tidak menerima seorang pun dari mereka di malam hari karena siang hari aku jadikan untuk melayani mereka sementara malam hari aku jadikan untuk beribadah kepada Allah SWT.

Ketiga, alasan aku tidak menemui mereka satu hari  dalam sebulan karena  aku tidak mempunyai pembantu untuk mencucikan pakaianku dan aku tidak memiliki  pakaian ganti kecuali yang aku pakai saat ini. Aku mencucinya sekali dalam sebulan dan menunggunya hingga kering. Kemudian aku memakainya kembali dan keluar menemui mereka pada sore hari.

Keempat, alasan aku sering pingsan karena telah menyaksikan pembunuhan Khubaib bin Adiy. Kala itu aku masih musyrik. Aku melihat orang-orang Quraisy memotong-motong badannya sambil berkata,“Apakah engkau mau jika Muhammad menggantikanku di sini?’ Khubaib menjawab, “Demi Allah, aku dan keluargaku tidak akan bahagia jika Muhammad tertusuk duri. Ketika mengingat kejadian itu, aku selalu berpikiran bahwa Allah tidak mengampuniku, maka aku pun jatuh pingsan.”

Seketika itu Umar berkata,“Alhamdulillah,  dugaan baikku terhadapmu tidak meleset.” Lalu umar memberikan dinar kepada Said agar bisa menyewa pembantu namun ditolak. Ia menyarankan kepada Umar agar memberikan uang tersebut kepada orang yang berhak menerimanya yaitu para janda fakir miskin.

Begitulah Umar saat menguji kezuhudan gubernurnya untuk mengetahui sejauh mana kezuhudan dapat membawa seseorang menjadi wara dan tidak rakus terhadap dunia. Semoga pemimpin kita dapat memetik pelajaran dari cerita ini agar kesejahteraan, kedamaian dan ketentraman yang diimpikan setiap rakyat dapat terwujud.