Sejarah Kiswah: Pernah Dipotong-potong Umar dan Dibagikan kepada Jemaah untuk Lindungi Tubuh

Sejarah Kiswah: Pernah Dipotong-potong Umar dan Dibagikan kepada Jemaah untuk Lindungi Tubuh

Sejarah Kiswah: Pernah Dipotong-potong Umar dan Dibagikan kepada Jemaah untuk Lindungi Tubuh

Islami.co (Haji 2024) — Menjelang pelaksanaan ibadah haji tahun 2024, Kiswah Ka’bah diangkat sebagian dan dibalut dengan kain berwarna putih. Kain tersebut adalah simbol kain ihram. Ini menjadi tanda bahwa musim haji akan segera dimulai. Sehingga ketika waktu haji tiba, bukan hanya jemaah yang menggunakan kain ihram, Ka’bah juga dibalut kain berwarna sama.

Kiswah Ka’bah merupakan bagian yang tak bisa dipisahkan dari bangunan berbentuk kubus tersebut. Penutup kain hitam itu memperindah tampilan Ka’bah dengan berbagai jahitan dan bordiran kaligrafi emasnya.

Kain kiswah Ka’bah memiliki kisah yang panjang dalam perjalanan sejarah. Pada masa Sayyidina Umar bin Khattab, potongan kain kiswah diberikan pada para jamaah untuk melindungi mereka dari panasnya suhu di kota Mekkah.

Dahulu pada masa pra-fathu makkah, Rasulullah SAW tidak pernah terlibat dalam pemasangan kiswah. Rasul terlibat pertama kali dalam pemasangan Kiswah pasca-fathu makkah.

Jika sekarang Kiswah Ka’bah diganti setiap tahun, pada masa Rasul, kiswah ini tidak pernah diganti. Kain penutup Ka’bah ini mulai diganti setelah terbakar. Dikisahkan, pada masa itu ada seorang perempuan yang membakar wewangian dekat Ka’bah. Tanpa sengaja,ia turut membakar kiswah tersebut. Sejak saat itu, Rasulullah pun mengganti kain penutup Ka’bah yang didatangkan langsung dari Yaman. Hal ini segera diikuti oleh para Khulafaur Rasyidin yang turut memberi kain penutup Ka’bah.

Pembangunan Pabrik Kiswah di Arab Saudi

Pada tahun 1931, pemerintah Arab Saudi membuat sebuah pabrik kiswah di kota Mekkah. Lokasi persisnya ada di pinggiran Mekkah dengan luas 10 hektar dan berisi total 240 orang pengrajin. Di dalam pabrik inilah kain kiswah dibuat secara massal mulai dari tahap perencanaan, pembuatan prototipe gambar kaligrafi, pencucian emas dan perak murni sebanyak berkilo-kilogram hingga pemintalan kaligrafi serta penjahitan.

Supaya proses pengerjaannya makin efisien, penjahitan ayat-ayat suci Al Quran akan dilakukan menggunakan bantuan komputer. Dulunya, semua kaligrafi di permukaan kiswah akan dikerjakan secara manual menggunakan tangan para pengrajin. Biaya pembuatannya juga tentu tak main-main mengingat banyaknya bahan dasar berupa kain sutera serta benang emas yang digunakan. Konon, satu buah kain kiswah menghabiskan dana pembuatan hingga 17 juta riyal atau kira-kira 43 miliar rupiah.

Sebagai pelindung Ka’bah, tentunya kiswah memiliki nilai tinggi serta tidak dibuat secara asal-asalan. Luasnya sendiri mencapai 658 meter persegi dan dibuat dari total 670 kg kain sutera serta 150 kg benang emas. Proses pembuatannya tidak sekaligus satu bagian melainkan dibagi-bagi ke dalam 47 bagian. Tiap bagiannya masing-masing memiliki panjang 47 meter serta lebar 101 meter.

Tiap tahunnya, kiswah yang lama akan diangkat lalu dipotong-potong ke dalam beberapa bagian kecil untuk kemudian dihadiahkan pada kalangan tertentu. Termasuk di antaranya adalah pejabat Muslim asing yang tengah berkunjung ke Arab Saudi.

(AN)