Shalat dan bekerja sama-sama ibadah. Yang pertama ibadah mahdhah dan yang kedua ibadah muamalah. Dan, pahala kedua aktivitas tersebut akan sampai akhirat jika diniatkan untuk mencari ridha Allah dan dilakukan sesuai tuntunan Islam.
Shalat sekalipun, jika niatnya tidak ikhlas dan ditunaikan tidak sesuai tuntunan, pahalanya tidak akan sampai akhirat. Ia berhenti di dunia. Sementara bekerja (yang bukan maksiat), sepanjang diniatkan untuk mencari ridha Allah dan dikerjakan secara profesional, pahalanya pasti menyusul ke akhirat.
Jadi, urusan apa saja di dunia ini dapat bernilai ibadah dan menjadi urusan akhirat, kuncinya adalah pada niat dan cara mengerjakannya. Bagi orang beriman, tidak ada urusan di dunia yang bukan ibadah dan tidak menjadi urusan akhirat.
Firman Allah sudah jelas. Tujuan kita dan juga jin diciptakan, tidak lain, hanyalah untuk beribadah, mengabdi kepada Allah.
Jika shalat, zakat, puasa, haji, umrah, kurban, wiridan, dan semisalnya itu ibadah, maka ngarit, nguli, nyopir, mbecak, mbabu, bahkan ngumpuli pasangan juga termasuk ibadah. Bedanya hanya pada jenis ibadahnya tadi, yaitu mahdhah dan muamalah.
Jadi, mulai sekarang, mari kita benahi pola pikir. Semua yang kita lakukan ini adalah dan harus bernilai ibadah yang pahalanya bisa kita panen di akhirat nanti. Sebaliknya, jangan ada kegiatan kita yang bukan ibadah. Sebab, menurut ayat Allah itu tadi, ibadah memang tujuan penciptaan kita.
Terakhir, sekali lagi saya ingatkan, biar semua urusan dan kesibukan kita bernilai ibadah, kuncinya adalah pada NIAT dan CARA melakukan. Tentu saja niat yang ikhlas dan cara yang benar itu harus dilandasi iman. Karena, semua kebaikan tanpa dasar iman pasti sia-sia di mata Allah.
Wallahu a’lam.