Bagaimana Rasulullah Beribadah?

Bagaimana Rasulullah Beribadah?

Rasulullah SAW dikenal sebagai sosok yang paling rajin mengerjakan kedua ibadah itu. Tidak ada yang bisa menandingi ibadah beliau, baik dari sisi kuantitas ataupun kualitas.

Bagaimana Rasulullah Beribadah?

Ibadah di dalam Islam tidak hanya wajib, tapi juga ada ibadah sunnah. Ibadah sunnah jumlahnya lebih banyak ketimbang yang wajib. Ibadah sunnah juga banyak macamnya. Ada shalat sunnah, puasa, dzikir, dan seterusnya. Rasulullah SAW dikenal sebagai sosok yang paling rajin mengerjakan kedua ibadah itu. Tidak ada yang bisa menandingi ibadah beliau, baik dari sisi kuantitas ataupun kualitas. Sebab itu, beliau diangkat sebagai manusia terbaik.

Dalam kitab Syamail Muhammadiyah, karya Imam al-Tirmidzi, digambarkan betapa rajin dan kuatnya Nabi Muhammad beribadah. Mughirah bin Syu’bah menggambarkan:

صلى رسول الله صلى الله عليه وسلم حتى انتفخت قدماه، فقيل له: أتتكلف هذا وقد غفر الله لك ما تقدم من ذنبك وما تأخر؟ قال: أفلا أكون عبدا شكورا

“Sesungguhnya Nabi SAW mengerjakan qiyamul lail sampai kedua kaki beliau pecah-pecah, maka saya bertanya, ‘Mengapa engkau melakukan ini, wahai Rasulullah, padahal Alloh SWT telah mengampuni dosa-dosamu yang telah berlalu dan yang akan datang?’ Beliau pun menjawab, ‘Tidak (bolehkah) saya suka untuk menjadi hamba yang bersyukur?”

Saking sering dan lamanya Rasul beribadah, tumit kaki beliau sampai pecah-pecah. Sekalipun sudah dijamin masuk surga, beliau tetap rajin beribadah untuk bersyukur kepada Allah SWT. Bahkan Istri beliau, Aisyah, menceritakan seringkali Rasulullah SAW mengganti ibadah pada siang harinya, jika beliau tertidur di malam harinya. Aisyah berkata:

أن النبي صلى الله عليه وسلم كان إذا لم يصل باليل منعه من ذلك النوم، أو غلبته عيناه، صلى من النهار ثنتي عشرة ركعة

“Apabila Nabi SAW tidak shalat malam karena tertidur, atau dalam kondisi ngantuk berat, beliau menggantinya dengan shalat di siang hari 12 raka’at”

Idealnya kita mesti meniru apa yang sudah dicontohkan Rasulullah, mulai dari ibadah sampai akhlaknya. Rasul tidak hanya ibadahnya yang luar biasa, tetapi juga akhlaknya. Dalam hal mengikuti Rasul, Nabi Muhammad sendiri mengingatkan agar kita mengikuti beliau atau beribadah semampunya. Maksudnya, jangan terlalu berlebihan dalam beribadah. Rasulullah SAW bersabda:

خذوا من العمل ما تطيقون، فإن الله لايمل حتى تملوا، وأحب الصلاة إلى النبي صلى الله عليه وسلم مادووم عليه وإن قلت، وكان إذا صلى صلاة داوم عليها

“Lakukanlah amalan sesuai dengan kemampuan kalian. Karena Allah tidak akan pernah bosan sampai kalian bosan sendiri. Shalat (amal) yang disukai Nabi SAW adalah amalan yang dilakukan secara istiqamah, sekalipun sedikit. Nabi SAW apabila melakukan shalat (sunnah), beliau selalu istiqamah.”

Beribadahlah semampunya. Jangan berlebihan. Apalagi sampai merusak diri sendiri. Rasul melarang umatnya berlebihan dalam beribadah. Bahkan, ibadah yang sedikit, apabila dilakukan secara istiqamah, itu lebih baik ketimbang ibadah yang langsung banyak, tapi jarang dilakukan.