Ashabul Kahfi ini terus berlari dan berhenti di Gua, mereka pun tertidur demi memertahankan keimanan mereka. Begini kelanjutan kisahnya:
Hari terus berlalu, bulan dan tahun pun silih berganti saat mereka tidur. Semua penduduk kota membicarakan mereka. Mereka tak mengetahui nasib ketujuh pemuda yang tiba-tiba menghilang padahal mereka hanya mengatakan ingin berburu.
Lama-kelamaan, kisah ketujuh pemuda tersebut hilang dan hanya menjadi sejarah sebagai pemuda-pemuda yang hilang. (Baca: Kisah Ashabul Kahfi Bagian Pertama)
Bangun dari tidur panjang
Tak disangka, ketujuh pemuda tersebut tertidur selama tiga abad. Mereka terbangun gegara Kotmirun, anjing penjaga mereka tiba-tiba menggonggong. Bagi mereka, rasanya mereka tertidur seharian penuh karena saat terbangun matahari hendak terbenam. Mereka tidak mengerti dan masih timbul perdebatan diantara mereka soal berapa lama mereka tertidur.
Keesokan paginya, karena merasa lapar, mereka ingin membeli makanan. Salah satu dari mereka kemudian mengeluarkan beberapa koin emas guna membeli makanan. Salah satu diantara mereka juga rela untuk pergi ke kota membeli makanan. Pemuda tersebut segera meninggalkan gua dan turun gunung. Ia tak melihat pemandangan alam yang berubah signifikan saat dalam perjalanan menuju kota. Benar, mereka masih belum mengerti, berapa lama mereka tertidur.
Sesampainya di pasar, pemuda tersebut heran dan kebingungan. Menurutnya kota tersebut telah berubah dan ia salah tujuan. Orang-orang pun juga heran melihat penampilan pakaian pemuda tersebut. Pemuda itu mengenakan pakaian kuno padahal semuanya telah memakai pakaian model baru. Semua jauh berbeda dan memang sudah berubah. Hanya saja pemuda tersebut belum menyadarinya.
Ketika jati diri mereka terungkap
Hingga ketika ia selesai memilih dan hendak membayar makanan yang dibeli, penjual makanan heran dengan koin emas pembayaran pemuda itu. Penjual mengatakan itu adalah uang kuno zaman Kaisar Trojan. Disangkanya juga, pemuda tersebut telah menemukan harta karun berabad lalu yang mulai hilang. Penjual menginginkan koin pemuda itu dan berjanji tak akan mengatakan pada semua orang.
Pemuda tersebut masih tak mengerti dengan maksud penjual makanan. Maka penjual itu mengeluarkan beberapa koin yang berlaku di masa itu. Karena tetap merasa bukan penemu harta karun dan koin-koin yang ia miliki itu berlaku, pemuda tersebut hanya mengatakan bahwa ia tidak memiliki apa-apa kecuali koin-koin itu. Sontak penjual mencengkeram tangan pemuda tersebut dan berteriak yang membuat semua orang berkumpul.
Pemuda itu ketakutan sambil berteriak agar tidak meyerahkan pada pasukan Trojan. Hal itu membuat orang-orang tertawa. Ya, Trojan sudah meninggal bertahun-tahun lalu. Negeri ini sekarang berada di bawah pimpinan Kaisar Thiodosius. Kaisar dalah orang baik dan beberapa hari lalu telah memeluk agama yang diajarkan Isa.
Seseorang berusia lanjut mengetahui kisah pemuda tersebut dari cerita neneknya. Ketika ia mengatakan tentang si pemuda dan sahabat-sahabatnya, ia hamper pigsan dan jatuh ke tanah. Berita mengenai pemuda-pemuda yang tertidur panjang menyebar bagai kilat. Gubernur pun mendengarnya dan segera memerintahkan pengawalnya untuk menjemput dan menghadapkan pemuda tersebut ke istana.
Saat tiba di istana, Gubernur menanyakan kisah mereka dan hendak menjemput sahabat-sahabatnya yang masih di tempat persembunyian. Segera saja, pemuda bersama Gubernur yang diikuti pula oleh beberapa pasukan menuju gua persembunyian. Salah seorang sahabat pemuda itu merasa khawatir akan keselamatan temannya. Maka ia keluar gua dan mendaki gunung. Ia kaget malah melihat iring-iringan tentara hendak menuju ke tempat persembunyian mereka. Segera ia berlari menuju ke sahabat-sahabatnya.
Ia menceritakan apa yang ia lihat di puncak gunung. Mereka merasa tak karuan hatinya. Cemas, khawatir dan serba takut bercampur menjadi satu. Tiba-tiba mereka dikagetkan akan kedatangan temannya yang kemudian menceritakan kejadian sebenarnya tentang berapa lama mereka tertidur. Pemuda tersebut memohon masuk sendiri ke gua tanpa satupun orang menemaninya. Permintaannya dikabulkan Gubernur dan ia pun masuk sendiri.
Pemuda tersebut segera masuk ke dalam gua dan menceritakan kejadian yang ia alami. Para pemuda yang berada di gua menangis sejadi-jadinya mengetahui akan kebenaran cerita mengenai panjangnya tidur mereka. Mereka menangis karena karena takut dan rindu kepada Allah. Mereka memohon agar Allah mematikan mereka karena mereka milik masa lalu. Allah mengabulkan permintaan mereka. Saat itu juga ketujuh pemuda dan anjingnya telah wafat.
Sementara itu, Gubernur dan pasukannya yang menunggu di luar gua masih bersabar menunggu pemuda-pemuda tersebut keluar. Namun, setelah lama tak muncul, akhirnya mereka pun memutuskan masuk ke dalam gua. Mereka melihat suatu pemandangan meakjubkan di dalam gua. Mereka melihat pemuda-pemuda dan anjingnya telah wafat. Mereka pun bersujud atas peristiwa kekuasaan Allah yang luar biasa. Dengan mata kepala mereka, melalui Ashabul Kahfi, mereka mengerti akan kebesaran Allah. []
Diceritakan ulang oleh dari buku “The Greatest Stories of Al-Qur’an” karya Syekh Kamal As Sayyid