Apakah di Akhirat Ada Extra Time Buat Mereka yang Imbang Dosa dan Pahalanya? Begini Penjelasan Habib Husein Ja’far

Apakah di Akhirat Ada Extra Time Buat Mereka yang Imbang Dosa dan Pahalanya? Begini Penjelasan Habib Husein Ja’far

Apakah di Akhirat Ada Extra Time Buat Mereka yang Imbang Dosa dan Pahalanya? Begini Penjelasan Habib Husein Ja’far

Menjadi umat beragama di abad ke-21 seperti ini memang gampang-gampang susah. Gampang karena ada banyak medium bagi kita untuk mendapat pahala, dan susah karena tidak sedikit orang yang mendedikasikan diri sebagai PLT malaikat pencatat dosa.

Walhasil, cara beragama kita terkadang jadi sangat matematis. Malahan, saking matematisnya, ada pertanyaan yang cukup ajaib soal dosa dan pahala.

“Jika di akhirat nanti kita dihisab ternyata hasil dosa & pahala seimbang, apakah kita akan dihidupkan ke dunia lagi untuk dapet skor finalnya?”  

Begitu kira-kira pertanyaan dari seorang warganet yang dibacakan komika Tretan Muslim dalam konten Kultum Pemuda Tersesat bersama Habib Husein Ja’far al-Haddar di Channel Youtube Jeda Nulis.

Menurut Habib Husein, pertanyaan itu seolah memang terkesan remeh, tapi sebetulnya al-Qur’an telah membahasnya.

“Di surat al-A’raf, bahas khusus soal ini. Jadi namanya ada ashabul A’raf. A’raf itu artinya puncak, orang-orang yang berada di puncak. Jadi orang-orang yang amal baik dan buruknya seimbang, (mereka) dapet extra time,” terang Habib Husein.

Jadi, lanjutnya, mereka nungguin yang lain di-hisab dulu. Mereka di taruh di puncak, di antara surga dan neraka. Mereka lalu bisa melihat dan berkomunikasi dengan orang surga dan orang neraka.

“Nah, terakhir, setelah semua selesai, baru orang-orang ini (ashabul A’raf) dimasukkan ke surga. Tapi dimasukkan ke surga karena rahmat Allah, karena kasih sayang Allah kepada mereka. Ini sekaligus menegaskan bahwa Allah itu sebetulnya pengen kalau semuanya ke surga,” Habib Husein menjelaskan.

Terpisah, kisah tentang rahmat Allah kepada hambanya juga pernah dibahas oleh KH Bahauddin Nur Salim (Gus Baha). Ini tertuang dalam kitab Ihya’ Ulumuddin bab sa’ati rahmatillah (luasnya rahmat Allah SWT).

Ceritanya, ada dua orang penghuni neraka dipangil Tuhan. Yang satu terkenal sebagai tukang maksiat semasa di dunia, dan akhirnya berada di neraka selama ratusan tahun. Satunya lagi juga bernasib sama: tukang maksiat semasa di dunia, dan akhirnya berada di neraka selama ratusan tahun.

Lalu, dua orang itu dipanggil Allah dalam keadaan diborgol. Allah SWT bertanya, “apakah kalian tahu kenapa masuk neraka?!”

“Tahu Ya Allah, karena dosa kami banyak. Lebih dari itu, semasa di dunia saya tidak pernah patuh terhadap perintah-perintah-Mu,” jawab keduanya secara kompak.

Walhasil, Allah memerintahkan agar borgol kedua orang itu dibuka.

Selepas borgol itu terbuka, Allah memerintahkan lagi, “Baik, kalian berdua masuk lagi ke neraka sekarang juga!!”

Tak butuh waktu lama, satu dari dua orang itu langsung putar balik dan berlari menuju neraka. Sementara itu, yang satunya lagi bergeming, seolah-olah malas mau masuk neraka.

Akhirnya Tuhan bertanya lagi.

Kepada yang masuk neraka dengan berlari, ditanyakan “kenapa kamu terburu-buru sekali masuk neraka?”

“Anu… Ya Allah, saya itu sudah kapok untuk tidak taat. Semasa di dunia, saya selalu menunda apa yang Engkau perintahkan. Makanya, begitu Engkau memerintahkan agar aku masuk neraka, saya langsung bergegas!”

Ternyata, Tuhan haru sama jawaban orang itu.

“Yaudah, sekarang kamu masuk surga, karena serius jadi orang penurut!!” Allah memerintahkan.

Di lain pihak, orang yang tadinya bermalas-malasan juga ditanya sama Tuhan.

“Hai Kamu! Kamu kenapa roaming sekali? Kenapa jalanmu juga tampak seperti tidak bersemangat?” tanya Tuhan.

“Jadi begini Ya Allah: keyakinan saya itu, setelah Engkau panggil, saya akan dapat amnesti sehingga tidak kembali ke neraka. Jadi, tadi saya mengira kalau masa hukuman di neraka itu sudah purna. Itu saking baik sangkanya saya pada Engkau,” katanya sambal mimbik-mimbik.

Dan benar saja, sejurus kemudian Allah memerintahkan agar dia ke surga.