Kisah Abdullah bin Unais Melawan Pelaku Kudeta dan Pembunuh Rasul

Kisah Abdullah bin Unais Melawan Pelaku Kudeta dan Pembunuh Rasul

Abdullah bin Unais adalah sahabat nabi yang dikenal berani menghadapi pelaku kudeta dan perencana pembunuhan Rasul.

Kisah Abdullah bin Unais Melawan Pelaku Kudeta dan Pembunuh Rasul

Abdullah bin Unais, memiliki perangai yang baik nan pemberani, kecakapan mengatur strategi perang, serta kredibilitas meriwayatkan hadis. Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Unais al-Juhaini al-Anshari.

Dalam Tarikh al-Islam karya al-Dzahabi disebutkan, Jabir bin Abdillah RA rela keluar banyak uang untuk membeli seekor unta. Hewan berleher panjang itu dijadikan kendaraan yang akan mengantarnya ke Mesir, demi mendapatkan periwayatan hadis-hadis seputar qishash dari Abdullah bin Unais.

Abdullah bin Unais terkenal dengan kisahnya yang tak gentar melawan para penista agama. Pada suatu masa, kekalahan yang didapatkan kaum muslimin dalam perang Uhud, melahirkan tidak sedikit tokoh-tokoh penentang agama yang gencar ingin menjatuhkan Islam.

Di antara aktor yang paling gencar melakukan kemungkaran serta perbuatan dosa yang sangat merendahkan Islam adalah Khalid bin Sufyan bin Nubaih al-Hudzaili. Khalid bin Sufyan pernah melakukan negosiasi bersama Rasulullah untuk memeluk agama Islam dengan syarat mengizinkannya melakukan perbuatan zina. Namun Rasul menentangnya mentah-mentah. Bagaimana bisa ia bernegosiasi perkara zina yang sangat hina dihadapan Allah itu agar dihalalkan baginya.

Dalam al-Bidayah wa al-Nihayah karya Ibnu Katsir disebutkan, kemungkaran yang ditimbulkan oleh Khalid bin Sufyan semakin menjadi-jadi tiap harinya. Ia mengumpulkan banyak orang untuk merencanakan pembunuhan terhadap Rasulullah. Bani al-Hudzail, yang merupakan klan dari Khalid adalah kelompok yang sangat berpengaruh, sehingga ia bisa sangat mudah memengaruhi orang-orang pinggiran seperti suku Lihyan untuk bersekutu dengannya. Mereka melakukan strategi pembunuhan Rasulullah SAW di Uranah, suatu tempat di dekat Arafah.

Rencana pembunuhan Rasulullah yang dilakukan oleh Khalid bin Sufyan telah sampai di telinga Rasulullah dan sangat membuat beliau khawatir. Nabi khawatir atas pengaruh Bani al-Hudzail terhadap Bani Quraisy yang dapat menimbulkan lebih banyak tokoh-tokoh penentang agama nantinya. Rasulullah SAW pun mencari cara agar dapat mengalahkan Khalid bin Sufyan.

Rasul pun mendapati seorang sahabat yang memiliki latar belakang dengan jiwa pemberani dan semangat juang yang tinggi, tidak lain adalah Abdullah bin Unais, seorang pemuda Anshar.

Suatu hari Rasulullah SAW memanggil Abdullah bin Unais lalu berkata, “Aku mendengar kabar bahwa Khalid bin Sufyan telah mengumpulkan banyak orang untuk membunuhku dan sekarang ia berada di Uranah, pergilah engkau kepadanya dan bunuhlah.”

Para ulama berpendapat, bahwa perintah nabi tersebut dalam posisi nabi sebagai kepala negara yang akan menghadapi kudeta dan membahayakan nyawa pemimpin negara.

Tanpa ragu, ia pun menerima tugas yang diberikan oleh Rasul dan berkata, “Wahai Rasulullah jelaskanlah pada saya ciri-ciri orang tersebut agar saya dapat mengenalinya.” Rasulullah menjawab “Apabila engkau melihatnya, engkau akan menggigil karenanya.” Hal ini menandakan betapa menakutkannya Khalid bin Sufyan dan menciutkan nyali orang yang mendengarnya.

Abdullah bin Unais yang memiliki sifat pemberani dan pahlawan sejati tak memiliki rasa takut sama sekali. Tanpa banyak bertanya, ia bergegas meminta izin kepada Rasul untuk segera bergegas menuju Uranah.

Dalam perjalan, Abdullah mulai mencari startegi yang tepat untuk melawannya. Sesampainya di Uranah, Abdullah bin Unais mendapati seorang yang sesuai dengan deskripsi yang diberikan oleh Rasul. Orang itu berpenampilan begitu sangar dan begitu menakutkan, serta dikelilingi oleh wanita-wanita penghiburnya. Sebelum Abdullah mendatanginya, Abdullah bin Unais teringat bahwa ia belum melaksanakan shalat Ashar, namun ia tidak mungkin mengungkap jati dirinya dihadapan Khalid bin Sufyan dengan melaksanakan shalat. Kemudian ia berijtihad shalat sambil berjalan, ruku’ dan sujud dilakukan dengan isyarat kepala.

Ketika sampai dihadapan Khalid bin Sufyan, ia bertanya, “Siapakah engkau?” Abdullah bin Unais menjawab, “Aku hanyalah orang Arab biasa, tapi Aku mendengar rencana pembunuhan Rasul dan aku berniat ingin membantumu.” Akting Abdullah bin Unais membuat Khalid bin Sufyan mempercayainya dan menerima tawarannya untuk bergabung. Ibnu unais bergabung dan mereka berbincang layaknya teman dekat. Sampai tiba saat dimana Khalid bin Sufyan, Ibnu Unais pun membunuhnya dan bergegas mendatangi Rasul.

Rasulullah melihat kemenangan di wajah Ibnu Unais. Kemudian Rasul mengajaknya masuk ke dalam rumah dan memberinya sebatang tongkat. Rasul berpesan agar ia dapat menjaga tongkat ini dengan baik. Lalu orang-orang menyarankan agar Ibnu Unais menanyakan arti tongkat tersebut kepada Rasul. Rasulullah bersabda, “Tongkat ini adalah tanda kedekatan antara diriku dan dirimu pada hari kiamat, karena sedikit sekali orang-orang yang membawa amal shalih pada hari itu.” Tongkat tersebut kemudian selalu membersamainya. Bahkan ia mewasiatkan agar tongkat tersebut dikafani bersama jenazahnya. (AN)