Islam termasuk agama dakwah. Setiap orang diwajibkan untuk berdakwah sesuai dengan kesanggupannya. Dakwah bisa dalam bentuk perkataan ataupun perbuatan. Dakwah tidak sebatas di masjid atau mushola, melakukan perbuatan baik dan membantu orang lain juga termasuk bagian dari dakwah. Rasulullah semasa hidupnya, menggunakan banyak da Beliau pernah melakukan pendekatan personal, diskusi, surat-menyurat, pendidikan, mengirim utasan, dan lain-lain.
Dari banyak pendekatan itu, menurut Kiai Ali Mustafa Yaqub dalam buku Sejarah dan Metode Dakwah Nabi, pendekatan pendidikan dan misi termasuk paling sukses. Buktinya, ketika Nabi SAW meninggalkan sekurang-kurangnya 114.000 sahabat. Mereka secara umum pernah mendapatkan pendidikan dan pengajaran langsung dari Nabi SAW. Jumlah ini tampaknya sudah cukup dijadikan bukti tentang efektifitas pendekatan pendidikan.
Sementara dalam pendekatan misi dapat dilihat misalnya ketika Nabi SAW mengirimkan tenaga dakwah pertama kali, yaitu Mush’ab bin ‘Umair yang ditugaskan di Yatsrib (Madinah) sebelum Nabi SAW hijrah ke kota itu. Mush’ab berangkat ke Yatsrib sesudah Bai’at ‘Aqabah pertama yang diikuti 19 orang. Setelah satu tahun Mush’ab tinggal di sana, pada musim haji ia pergi ke Mekah bersama 75 orang. Mereka di Mina kemudian melakukan baiat kepada Nabi SAW. Baiat ini dikenal dengan Baiat ‘Aqabah kedua. Artinya, Mush’ab berhasil mengislamkan sekitar 63 orang.
Dua pendekatan ini berhasil karena masyarakat yang didakwahi bisa bertemu dan melihat langsung perilaku sehari-hari pendakwah. Pendakwah dalam hal ini harus menjadi contoh yang baik, sehingga orang tertarik untuk mendengar apa yang dikatakan dan meniru apa yang dilakukannya.Da’i, kata Kiai Ali Mustafa Yaqub, bukan sekedar orang yang datang kepada masyarakat yang didakwahi, kemudian tinggal, tanpa diketahui perilaku kesehariannya. Da’i adalah pemberi contoh dan teladatan yang terus menerus kepada masayrakat yang didakwahi.
Perlu diketahui, dalam sejarahnya, Rasulullah tidak pernah melakukan dakwah keliling atau safari dakwah di mana beliau pergi untuk berdakwah beberapa hari dan meninggalkan sahabat untuk sementara di Madinah. Beliau fokus mengajar dan mendidik di satu tempat saja di Madinah dan sahabat datang untuk belajar bersama Nabi SAW. Padahal waktu itu, sudah ada beberapa masjid di Madinah, kalau Nabi suka dakwah keliling pasti disebutkan dalam hadis tentang perjalanan dakwah beliau dari satu masjid ke masjid.
Nabi tidak pernah melakukan itu, bisa jadi karena dakwah paling efektif bukan sekedar ceramah di mimbar, tapi mencontohkan melalui perbuatan. Terbukti, ada banyak kisah yang menceritakan ketertarikan orang masuk Islam karena kebaikan dan kebagusan akhlak Rasulullah SAW.