Salah satu amalan rutin yang dilakukan mayoritas umat muslim saat Ramadan adalah shalat Tarawih. Shalat tarawih ini dinilai para ulama merupakan pengamalan hadis Nabi berikut, tentang menghidupkan malam Ramadan (qiyam ramadlan):
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa bangun (shalat malam) di bulan Ramadan dengan iman dan ihtisab, maka diampuni baginya dosa-dosa yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Anda boleh memilih tarawih 8 atau 20 rakaat – tentu setelah shalat Isya’. Amalan tarawih ini adalah ajaran Nabi Muhammad, serta para sahabat pun turut mengamalkannya secara berjamaah, tentu sayang jika dilewatkan bukan?
Momentum Ramadan yang baik ini, melanggengkan ibadah termasuk shalat tarawih, tentu adalah keistimewaan tersendiri. Agar beribadah Ramadan ini tidak anget-anget di awal bulan saja, semangat beribadah termasuk shalat tarawih kiranya perlu “disiasati” agar terasa nyaman, bisa istiqomah, dan tentu saja tidak terasa berat.
Soal motivasi memang paling utama, tapi apa salahnya membuat siasat-siasat kecil. Berikut beberapa tips shalat tarawih yang bisa dicoba:
1.Jangan terlalu kenyang saat berbuka puasa
Biasanya karena sudah begah akibat terlalu banyak makan saat berbuka, timbul rasa mager parah bahkan untuk sekadar berangkat tarawih ke masjid. Takjil dan berbuka memang menarik juga dianjurkan, tapi tentu kurang bijak kalau dijadikan ajang “balas dendam”.
Saat tarawih, kita akan mengikuti shalat sekian rakaat. Dengan perut yang kekenyangan akibat makan berlebihan saat berbuka, gerak tubuh akan menjadi terasa berat, dan kadang sering sekali, disertai berulang-ulang menguap karena mendadak mengantuk – bahkan sampai tertidur-tidur saat shalat. Kan ya malu dong.
Sarannya, makan secukupnya saja saat setelah magrib. Jika ingin lanjut menambah porsi lagi, bisa dipertimbangkan untuk dilanjutkan setelah tarawih.
2.Melakukan “survei” kecil-kecilan tentang aktivitas tarawih suatu masjid atau musala
Sekian orang memilih tarawih yang cenderung lebih cepat usai. Ya gimana ya. Menurut sekian orang, tarawih yang nyaman dan cocok bagi mereka adalah yang cepat selesai.
Kenyamanan bertarawih ini jelas relatif. Bagi orang-orang tua atau paruh baya yang tidak sebugar dulu kala muda, tarawih yang terlalu cepat malah memberatkan. Begitupun bagi sekian orang, ada yang nyaman karena ingin menyimak bacaan Al Quran.
Kadang ada pula orang yang memilih tarawih di tempat tertentu, karena menanti jadwal ceramah ulama idola. Beberapa masjid ada juga yang memberikan jamuan setelah tarawih. Tidak ada salahnya memberikan motivasi-motivasi kecil untuk rutin beribadah, sebagai momentum untuk melatih keistiqomahan.
Perlu diperhatikan juga, setelah tarawih, ada beberapa masjid yang tidak melanjutkannya dengan shalat witir karena akan dilaksanakan pada rutinitas qiyamul lail dini hari nantinya. Jika Anda tidak yakin akan mampu melakukannya di dini hari, Anda bisa melakukannya langsung setelah tarawih.
3.Minum air putih
Kadang ketika bertarawih, badan terasa capek dan mengantuk. Minum seteguk air putih bisa jadi solusi sederhana yang segar. Banyak masjid yang menyediakan air mineral baik di galon atau bentuk gelas, namun kerap diletakkan di luar ruang masjid. Anda pun jadi mondar-mandir dan bisa mengganggu orang lain.
Sarannya, bisa bawa sebotol kecil air putih dari rumah, letakkan di sela shaf Anda. Di sela rakaat shalat yang terasa letih, air putih bisa diminum. Tentu jangan membawa air dengan rasa seperti teh atau kopi, karena jika setelah minum rasa tersebut masih tertinggal di mulut dan tertelan bersama ludah, shalatnya bisa batal.
4.Jika memungkinkan, jangan ragu untuk berwudhu kembali
Jika terlampau letih atau mengantuk saat tarawih, jangan ragu untuk berwudhu kembali meskipun belum batal. Air wudhu akan menyegarkan diri, dan tentu saja ada fadhilah tersendiri dari bersuci. Hal ini bisa dilakukan di sela-sela salam rakaat tarawih.
Setelah membasuh diri dengan air wudhu, jamaah tarawih kembali diikuti. Anda bisa menambahkan sendiri rakaat yang tertinggal setelah rangkaian tarawih usai.
Demikianlah beberapa tips nyaman bertarawih yang bisa dicoba. Hal di atas mesti tetap memperhatikan tata cara shalat, dan juga kenyamanan orang lain.
Momentum Ramadan adalah saat baik meningkatkan amal ibadah. Dalam ibadah pun, kebahagiaan-kebahagiaan sederhana bisa dilakukan agar tetap termotivasi. Mempertahankan semangat, termasuk semangat beribadah, tentu bukan hal yang mudah. Wallahu a’lam.