Ada tujuh nasihat Ali bin Abu Thalib yang bisa dijadikan salah pedoman hidup. Jika kita mampu melakukannya, hati akan terasa tenang, tubuh akan terasa bersemangat, hidup menjadi bahagia, kehormatan dan agama akan terjaga. Ali bin Abu Thalib pernah berkata, ”Jauhilah tujuh perkara maka tubuhmu akan terasa nyaman, hatimu akan terasa tenang, hidupmu akan bahagia, kehormatan dan agamamu akan terjaga.”
Pertama, jangan meratapi masa lalu. Masa lalu bukan untuk diratapi tetapi direnungkan. Betapa ruginya seseorang menghabiskan hidupnya hanya untuk meratapi sesuatu yang telah berlalu. Karena semua yang telah berlalu tidak pernah terulang kembali. Kalaupun terulang kembali dimensinya akan tetap berbeda. Masa lalu seharusnya dijadikan pelajaran untuk menjemput masa depan yang lebih menjajikan untuk kehidupan dunia dan akhirat.
Kedua, jangan memikirkan sesuatu yang belum tentu akan terjadi. Karena hal itu hanya akan menimbulkan kekhawatiran, depresi, stress, mempengaruhi kesehatan tubuh dan terjebak dalam ilusi. Teruslah berprasangkah baik, karena jalan hidup setiap orang sudah ditetapkan oleh Allah SWT. Dalam al-Qur’an Allah SWT berfirman, “Katakanlah bahwa sesuatu sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami, (Q.S. At Taubah: 51).
Ketiga, jangan menghina orang lain jika apa yang engkau hina ada dalam dirimu. Berkacalah pada diri sendiri sebelum menghina orang lain. Tanyakan pada diri sendiri, pantaskah aku menghina orang lain padahal sesuatu yang aku hina dalam dirinya ada juga dalam diriku?
Keempat, jangan meminta balasan dari pekerjaan yang belum pernah dilakukan. Karena hal itu sama saja akan menjatuhkan kehormatan dan harga diri kita. Orang lain akan menganggap kita tidak jauh berbeda dengan pengemis yang meminta-minta di jalanan.
Kelima, jangan melihat sesuatu yang belum dimiliki dengan penuh ketamakan. Melihat sesuatu yang membuat kita termotivasi untuk mendapatkannya, memang tak ada larangan dalam agama justru diperintahkan selama masih berada dalam koridor yang dibenarkan. Tetapi jika sudah diikuti dengan ketamakan, hal itu melanggar aturan. Karena ketamakan akan menjeruskan seseorang dalam perbuatan yang berlebih-lebihan dan tidak terkontrol.
Keenam, jangan marah kepada orang yang terlihat tenang. Karena hal itu sama saja membangunkan singa dari tidurnya dan memancing kelaparan buaya. Jangan melihat orang tenang tidak bisa berbuat apa-apa. Dalam ketenangannya, ia berusaha menahan amarahnya. Kapan amarahnya keluar maka ledakannya seperti bom atom yang mematikan. Berusahalah tenang keadaan apapun. Menghadapi sesuatu dengan kemaran tidak akan menyelesaikan masalah tetapi justru menambah dan memperkeruh masalah.
Ketujuh, jangan memuji orang yang tidak tahu diri. Karena orang yang tidak tahu diri semakin dipuji semakin menjadi-jadi dan tidak akan menemukan jalan untuk mengoreksi dirinya. Boleh jadi hari ini dipuji, tetapi bisa jadi esok harinya ia justru menghina dan menjatuhkan kita. Jadi, berhati-hatilah dalam memuji orang lain, apalagi memuji orang yang tidak tahu diri.