Pendidikan adalah salah satu aspek pendekatan dakwah yang sangat ditekankan oleh Nabi Saw dalam menyebarkan agama Islam. Namun, di masa Nabi Saw. belum dikenal sekolah-sekolah seperti sekarang ini. Dan berikut adalah tujuh lokasi pendidikan yang pernah dipakai Nabi Saw. baik ketika di Makkah maupun setelah hijrah ke Madinah.
Darul Arqam
Sekitar tiga tahun Nabi Saw. melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi dari mulut ke mulut di Makkah, akhirnya jumlah orang-orang yang masuk Islam pun telah mencapai tiga puluh orang. Melihat hal ini, Nabi Saw. berinisiatif menggembleng keimanan dan keislaman sahabat-sahabatnya tersebut di tempat khusus.
Terpilihlah rumah milik al Arqam bin Abil Arqam yang lokasinya berada di kaki bukit Shafa, dekat Masjidil Haram. Namun, tempat ini dirahasiakan agar tidak diketahui oleh orang orang Musyrikin pada waktu itu.
Memang belum diketahui alasan pasti dibalik terpilihnya rumah al Arqam sebagai gedung pertama madrasah Islam itu. Namun, rumah milik Arqam ini disinyalir lokasi yang lebih aman dibanding rumah Nabi Saw sendiri. Selain itu, lokasi ini lebih strategis, yakni sangat dekat dengan Masjidil Haram, sehingga akan memudahkan orang-orang Islam untuk beribadah di masjid itu.
Sangat disayangkan rumah yang juga ditempati Umar ra untuk memeluk agama Islam di tahun keenam hijriyyah ini tidak dapat ditemukan lagi. Karena rumah tersebut sudah dijual kepada Abu Jafar al Manshur, penguasa saat itu.
Rumah Nabi Saw.
Pada mulanya situasi keamanan Makkah sangat membahayakan umat Islam. Namun, paska keislaman Umar bin al Khattab keadaan itu berubah. Tempat belajar yang semula di rumah Al-Arqam kini pindah ke rumah Nabi Saw sendiri.
Orang-orangpun semakin banyak yang memeluk agama Islam. Mereka berdatangan ke rumah Nabi Saw. untuk mengaji dan mengkaji al Quran beserta penjelasannya.
As Suffah
Sesudah hijrah ke Madinah, pekerjaan yang pertama kali dilakukan Nabi Saw. adalah membangun masjid. Salah satu ruang dari masjid itu dipergunakan secara khusus untuk mengajarkan agama Islam. ruang khusus itu dikenal dengan sebutan As Suffah, yang juga berfungsi sebagai tempat penampungan para pelajar (sahabat) yang miskin, sehingga mereka disebut ahlus suffah.
MenurutDr. Muhammad Mustafa Azami pendidikan As Suffah ini merupakan perguruan tinggi yang pertama kali dalam sejarah Islam. Jumlah mahasiswa As Suffah sangat fluktuatif. Namun rata-rata ada 400 orang. Diantaranya adalah sahabat Abu Hurairah.
Darul Qurra
Al Qurra adalah bentuk jama dari kata al qari. Secara kebahasaan berarti orang yang membaca. Adapun yang dimaksud dengan al Qurra ini adalah orang-orang yang mengajarkan bacaan al Quran.
Darul Qurra yang dijadikan tempat pendidikan Islam pada masa Nabi Saw. itu semula adalah sebuah rumah milik Makhramah bin Naufal. Namun, belum ada kejelasan, Darul Qurra ini adalah suatu asrama untuk para siswa yang belajar al Quran atau hanyalah suatu madrasah al Quran saja atau dua-duanya, madrasah sekaligus asrama.
Kuttab
Al Kuttab adalah bentuk mufrad (tunggal), bentuk jamaknya Katatib, artinya tempat belajar. Pada masa Nabi Saw. dikenal banyak kuttab. Biasanya kuttab ini digunakan khusus untuk belajar anak-anak seperti Taman Kanan Kanak atau TPQ di zaman sekarang.
Sebagaimanapengakuan Abdullah bin Masud bahwa ia bersama Zaid bin Tsabit belajar sebanyak tujuh puluh surah al Quran di Kuttab langsung dari Nabi Saw. pada saat itu, Zaid bin Tsabit rambutnya masih berjambul. Dan anak yang berjambul rambutnya adalah anak yang masih kecil.
Masjid
Pada masa awal Islam di Madinah, sudah terdapat sembilan buah masjid termasuk masjid Nabawi. Masjid-masjid itu selain untuk shalat, umumnya juga dipakai untuk tempat belajar.
Rumah Sahabat Nabi Saw.
Selain tempat-tempat di atas, rumah-rumah para Sahabat Nabi Saw. juga dipakai sebagai tempat kegiatan belajar mengajar. Ketika Nabi Saw. kedatangan tamu dari sekitar Madinah, mereka ditempatkan di rumah para Sahabat. Disamping menginap, mereka juga belajar al Quran dan Sunnah Nabi Saw. dari para pemilik rumah itu.
Sepertihalnya ketika Nabi Saw. menerima tamu rombongan dari Abdul Qais, mereka tinggal di Madinah selama sepuluh hari. Abdullah al Asyajj yang menjadi ketua rombongan menginap di rumah Ramlah binti Haris, selama menginap ia sering bertanya kepada Nabi Saw. tentang ayat al Quran maupun tentang hukum-hukum Islam. sementara tamu lainnya yang menginap di rumah-rumah sahabat Anshar juga belajar dari para shahabat setiap malam. Begitu pula ketika rombongan tamu dari kabilah Ghamid mendatangi Nabi Saw., mereka belajar al Quran di rumah Ubay bin Kaab.
Demikianlah tujuh tempat lokasi yang dipakai untuk kegiatan belajar mengajar pada masa Nabi Saw. Namun, Nabi Saw. tidak membatasi kegiatan pembelajaran para sahabatnya hanya di tempat-tempat tersebut. Karena di tengah perjalanan pun Nabi Saw. juga mempersilahkan para sahabatnya untuk menanyakan seputar masalah agama kepadanya. Pada suatu kesempatan pun Nabi Saw. biasanya duduk di suatu tempat seraya menyampaikan ajaran-ajaran Islam kepada para sahabatnya yang mengitarinya.
Artikel ini pernah dimuat di bincangsyariah.com