Dalam menjalankan ibadah puasa ada 7 hal yang harus dihindari. Lumrahnya kita hanya mengetahui apa saja yang menjadi larangan saat menjalankan puasa. Namun, ternyata ada beberapa hal yang oleh kita dianggap sebagai sesuatu yang membatalkan puasa, padahal sebenarnya tidak. Hal-hal itu di antaranya:
Pertama, mandi ketika sedang berpuasa. Apabila salah seorang dari kita secara sengaja mandi disaat puasa dengan maksud untuk menyegarkan badan, hal itu tidaklah membatalkan puasa. Kalaupun ada sedikit air yang masuk –secara tida sengaja– ke dalam mata atau telinga, maka puasanya tetap sah adanya.
Meski demikian, alangkah baiknya kita selalu berhati-hati. Mengenai hal ini Abu bakr bin Abdurrahaman meriwayatkan bahwa dia pernah diberitahu oleh salah seorang sahabat Nabi Saw. “Pernah kusaksikan Rasulullah Saw. menyiramkan air ke kepalanya sedangkan beliau dalam keadaan berpuasa, disebabkan dahaga dan cuaca yang panas” (Dirawikan oleh Ahmad, Malik dan Abu Daud dengan sanad sahih).
Kedua, menggunakan celak dan obat tetes mata atau hidung. Hal itu tidak termasuk ke dalam kategori yang membatalkan puasa, meski kadang kala terasa sampai ke tenggorokan. Sebab, mata dan hidung bukanlah saluran yang digunakan untuk memasukan makanan dan sebagainya.
Ketiga, memasukan obat melalui suntikan atau melalui dubur juga termasuk sesutau yang tidak membatalkan puasa. Akan tetapi, apabila suntikan semata-mata untuk mengganti asupan makanan guna menghilangkan rasa lapar, maka hal itu membatalkan puasa.
Keempat, hal yang tidak membatalkan puasa adalah berkumur-kumur dan memasukan air kedalam hidung ketika berwudu. Namun, sebaikanya hal itu tidak dilakukan secara berlebihan supaya tidak ada air yang masuk ke tenggorokan dan rongga kepala.
Kelima, menelan ludah, debu jalanan dan sejenisnya merupakan tindakan yang tidak membatalkan puasa. Sama halnya dengan mencicipi sedikit masakan asalkan tanpa ditelan.
Keenam, memulai puasa dalam keadaan junub. Begitupula haid dan nifas bagi seorang perempuan diperkirakan akan berhenti di malam hari, sedangkan dia berniat untuk berpuasa esoknya, maka boleh saja dia mengundurkan mandinya sampai setelah masuknya fajar, ketika akan shalat subuh.
Ketujuh, mencium istri ketika sedang berpuasa. Tidak batal puasanya asalkan ia mampu menahan syahwatnya. Aisyah r.a meriwayatkan,“Adakalanya Rasulullah Saw. mencium atau memeluk istrinya ketika beliau dalam keadaan berpuasa. Dan beliau pula yang paling kuat di antara kalian dalam mengendalikan syahwatnya.”
Meski demikian para ulama tidak menyukai perbuatan tersebut. Sebab dikhawatirkan ada seseorang yang kurang mampu mengendalikan syahwatnya.