Di era saat ini, pengertian gender bukan hanya dapat didefinisikan sebagai perbedaan peran dan perilaku antara lali-laki dan perempuan. Gender dapat berubah dari waktu ke waktu, bergantung pada perkembangan yang mempengaruhi nilai dan norma masyarakat. Gender, di sisi lain, lebih mengarah pada karakteristik, peran, fungsi, status, dan tanggung jawab.
Lebih lanjut, kesenjangan gender yang nyata saat membicarakan tentang kepemimpinan. Menurut data PBB per 2015, terdapat 18 perempuan pemimpin dunia, 12 perempuan sebagai pemimpin pemerintahan, 11 diantaranya merupakan pemimpin negara terpilih. Perempuan-perempuan ini hanya satu persepuluh dari jumlah pimpinan negara yang tergabung dalam PBB.
Beberapa perempuan di dunia membuktikan bahwa perempuan mampu menjadi seorang pemimpin, diantaranya adalah :
1. Kamala Harris, Wakil Presiden Amerika Serikat
Kamala Harris menjadi sorotan setelah kemenangan Joe Biden dalam pemilu Amerika Serikat 2020. Ia menjadi wanita dan orang keturunan India-Amerika pertama yang menjadi wakil presiden Amerika Serikat.
Kamala Harris berkarir cukup lama hingga ia menjabat sebagai Jaksa wanita pertama wilayah San Fransisko, hingga akhirnya menjadi wakil presiden Amerika Serikat.
2. Jacinda Ardern, Perdana Menteri Selandia Baru
Jacinda Ardern dikenal keberhasilannya dalam upaya penanganan Virus Corona paling sukses di dunia.
Jacinda Ardern dan Partai Buruh berhasil menang telak dalam pemilihan pada 2020. Dia juga membentuk kabinet dari beragam latar belakang dan menjadi sejarah baru di Selandia Baru.
3. Damilola Odufuwa dan Odunayu Eweniyi
Selama bertahun-tahun, aktifis perempuan di seluruh Nigeria telah memanfaatkan media sosial untuk mengorganisir perubahan sosial. Uapaya ini dalam upaya pembebasan gadis-gadis Chibok yang diculik oleh kelompok teroris Boko Haram, atau untuk meningkatkan kesadaran tentang kekerasan berbasis gender.
Selanjutnya, ia membentuk komunitas bersama 11 perempuan yang disebut sebagai Koalisi Feminim dengan tujuan meningkatkan hak-hak perempuan Nigeria.
4. Bilkis Dadi, Perempuan Aktifis Politik India
Pada tahun 2019, partai yang berkuasa di India memberlakukan Undang-Undang Amandemen Kewarganegaraan, yang memperkenalkan agama sebagai kriteria kewarganegaraan.
Tetapi orang-orang tidak akan membiarkan ini terjadi tanpa perlawanan, apalagi seorang perempuan berusia 82 tahun bernama Bilkis Dadi (nama lahir Bilkis Bano, dadi berarti nenek), yang bergabung dengan ribuan orang lainnya di lingkungan Muslim di Delhi untuk memprotes. Setiap hari, Bilkis duduk di lokasi protes dari pagi hingga malam. Sepanjang musim dingin yang dingin, dia tidak terpengaruh.
Meskipun Bilkis dan rekan pengunjuk rasa dikalahkan aparat, dia dikenal secara luas dan bahkan dimasukkan dalam daftar 100 orang paling berpengaruh tahun 2020 oleh majalah Time. Dalam menghadapi oposisi yang kuat, wanita ini telah menjadi pengingat yang sama kuatnya tentang apa yang pantas untuk diperjuangkan.