Islam adalah agama cinta dan kasih. Dalam sebuah hadis bahkan dijelaskan bahwa Rasul melarang umat Islam untuk mencaci, memaki dan menyakiti orang lain. Berikut ini khutbah Jumat tentang cinta dan kasih Islam.
Teks Khutbah Pertama
الْحَمْدُ لله الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَـقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وكفى بِاللهِ شَهِيْدًا ، . وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعالَمِيْنَ. اَلَّلهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أله وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ:
فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَقَالَ أيضًا: وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
Maasyiral Muslimin rahimakumullah
Al-Qur’an kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk umat manusia juga sebagai rahmat untuk alam semesta. Sayangnya, sebagian umat Islam kurang memahami sehingga dirinya bukan menjadi penebar rahmat melainkan menebar laknat, suka menyalahkan orang lain terutama yang berbeda dengan dirinya.
Baca juga: Khotbah Jumat yang Kurindukan
Fenomena ini berawal dari pemahaman terhadap kitab suci yang sepotong-sepotong, tidak komprehensif. Padahal Al-Qur’an diibaratkan lautan yang tak bertepi, sehingga dibutuhkan ilmu-ilmu pendukung lainnya.
Di samping itu, perbedaan dalam menyikapi berbagai persoalan mulai politik yang memanas atau cara beragama yang terlalu kaku bahkan terkesan memaksa sehingga menjadikan dirinya merasa paling benar, paling sesuai ajaran.
Akhirnya menganggap orang lain keliru, salah jalan. Kejadian ini berdampak negatif di masyarakat sekitar seperti tidak adanya rasa hormat kepada sesama manusia.
KH Hasyim Asy’ari dalam at-Tibyan fi Nahyi an Muqata’at al-Ar’ham wa al-Aqarib wa al-Ikhwan menjelaskan, sebab permusuhan dan perpecahan adalah perbedaan cara dalam menyikapi sebuah masalah, berawal dari arogansi diri yang telah dikuasai oleh nafsu atau dari bisikan setan, semua golongan merasa benar, paling pintar dan menyalahkan golongan lain.
Maasyiral Muslimin rahimakumullah
Salah satu tujuan pokok Al-Qur’an adalah memberikan rahmat (kasih sayang) kepada siapapun sehingga terjalin hubungan yang baik sesama manusia dan juga kepada Tuhannya.
Bahkan Nabi Muhammad diutus oleh Allah dengan membawa misi sebagai pemberi rahmat seluruh alam, bukan untuk orang Arab semata tapi seluruh umat manusia. Ini sesuai firman Allah yang berbunyi
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
Artinya: Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (QS. Al Anbiya’ 107)
Imam Ibnu Hajar al-Asqalani dalam kitab Fathul Bari menjelaskan bahwa hakikatnya Rahmah ada dua kategori: Pertama, Allah akan memberikan nikmat yang banyak sekali kepada orang yang ia cintai. Kedua, Allah akan mengampuni orang yang tercatat akan mendapatkan siksanya.
Hal ini juga sesuai ayat yang berbunyi,
أَوَلَمۡ یَكۡفِهِمۡ أَنَّاۤ أَنزَلۡنَا عَلَیۡكَ ٱلۡكِتَـٰبَ یُتۡلَىٰ عَلَیۡهِمۡۚ إِنَّ فِی ذَ ٰلِكَ لَرَحۡمَةً وَذِكۡرَىٰ لِقَوۡمٍ یُؤۡمِنُونَ
Artinya: Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah menurunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) sedang dia dibacakan kepada mereka? Sesungguhnya dalam (Al Quran) itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman. (QS. Al-Ankabut: 51).
Menurut Ibnu Abbas dalam Tafsir Tanwir al-Miqbas menjelaskan bahwa ayat ini turun berkenaan dengan Ahli Makkah yang tak kunjung beriman setelah diberikan tanda-tanda kebenaran dari Nabi Muhammad SAW berupa Al-Qur’an melalui Malaikat Jibril yang berisi tentang perintah maupun larangan, juga kisah-kisah umat terdahulu.
Orang-orang yang mau mengikuti dan mengimani kitab tersebut maka akan diberikan rahmat, dijauhkan dari adzab serta sebagai petuah kehidupan bagi orang-orang yang beriman kepada Nabi Muhammad dan Al-Qur’an.
Sedangkan menurut Imam Qurthubi menjelaskan bahwa kitab suci Al-Qur’an merupakan rahmat Allah di dunia sebagai penyelamat umat manusia dari kesesatan serta sebagai petunjuk kebenaran bagi orang yang beriman.
Imam Ibnu Katsir menjelaskan bahwa ayat di atas memaparkan beberapa kebodohan serta ketidakmampuan orang musyrik yang hendak menandingi kebenaran Al-Qur’an. Padahal al-Qur’an merupakan Wahyu dari Tuhan dan tak ada yang mampu menandinginya untuk membuat satu kitab seperti al-Qur’an.
Maasyiral Muslimin rahimakumullah
Dengan adanya perbedaan yang Allah telah ditentukan, seharusnya dijadikan momentum untuk semakin dekat dengan Allah melalui berfikir, merenung akan keagungan-Nya yang telah menciptakan keragaman ciptaan-Nya agar saling melengkapi satu dan yang lainnya.
Salah satu kriteria seorang mukmin yang baik adalah tak mudah mencela orang lain walau berbeda pendapat atau pilihan. Hal ini sesuai Hadits Nabi,
وَعَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: “لَيْسَ الْمُؤْمِنُ بِالطَّعَّانِ، وَلَا اللَّعَّان وَلَا الْفَاحِشْ، وَلَا الْبَذِي” رواه الترمذي
Artinya: Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud Radhiyallahu Anhu berkata: Rasulullah bersabda: “Seorang mukmin yang baik itu tak suka mencela juga tak melaknat dan tidak buruk akhlaknya serta tak mempunyai omongan yang buruk. (HR. Tirmidzi).
Imam al-Munawi dalam Faidhul Qadir menjelaskan bahwa orang yang sempurna keimanan-Nya harus memiliki akhlak yang baik serta menjauhkan dari akhlak yang buruk seperti suka mencaci maki, suka melaknat bahkan sering membuat onar dengan ucapan dan perbuatannya.
Seorang mukmin harus menjaga lisan dan perbuatannya agar tak merugikan orang lain. Banyak orang yang hancur gara-gara tak mampu menjaga lisan dan tangannya.
Lebih-lebih dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, seseorang harus lebih berhati-hati dalam menggunakannya, salah memberikan komentar akhirnya bisa masuk bui dan menyengsarakan dirinya sendiri. Maka dari itu, bijaklah dalam menyikapi apapun sehingga hidupnya semakin santun.
Dari penjelasan di atas, umat Islam diharapkan mampu memahami tujuan pokok Al-Qur’an sehingga mampu menjadi penebar cinta, kebaikan dan pemberi rahmat kepada siapapun.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ
Teks Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ ِللهِ الْعَزِيْزِ الْغَفُوْرِ، اَلَّذِيْ جَعَلَ فِي اْلإِسْلاَمِ الْحَنِيْفِ الْهُدَي وَالنُّوْرِ، اَللَّهُمَّ صَلِّيْ عَلَي سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَاتِمِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمَرْسَلِيْنَ وَعَلَي آلِهِ الطَّيِّبِيْنَ وَأَصْحَابِهِ اْلأَخْيَارِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ
فَيَا عِبَادَ اللهِ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَاللهِ اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ
Baca juga teks khutbah Jumat yang lain di sini.