Manusia tidak dapat hidup tanpa kasih sayang dan rahmat Tuhan. Karenanya, sudah sepantasnya kita senantiasa bersyukur kepada Allah SWT. Syukur sebagai wujud dari rasa terima kasih dan bentuk penghambaan kepada Allah SWT. Ada banyak cara dalam Islam untuk mengungkapkan rasa syukur. Salah satunya adalah dengan sujud syukur.
Sujud syukur dianjurkan saat mendapatkan nikmat dan terhindar dari bahaya. Anjuran sujud syukur ini didasarkan pada hadis riwayat Ibnu Majah bahwa Sahabat Abu Bakrah mengatakan, “Bila Rasulullah SAW mendapati kemudahan dan kabar gembira, beliau langsung tersungkur bersujud kepada Allah SWT,” (HR Ibnu Majah).
Hukum Sujud Syukur
Seluruh ulama sepakat sujud syukur hukumnya sunnah. Akan tetapi, mereka berbeda pendapat mengenai syarat sujud syukur: apakah disyaratkan bersuci/wudhu sebelumnya atau tidak?
Menurut Abu Hanifah, al-Syafi’i, dan Ahmad bin Hanbal, sujud syukur disyaratkan wudhu terlebih dahulu karena sama dengan shalat. Dalilnya adalah:
لَا تُقْبَلُ صَلَاةٌ بِغَيْرِ طُهُورٍ
“Tidak diterima shalat tanpa bersuci” (HR: Muslim)
Dikarenakan sujud disamakan dengan shalat, tidak hanya wudhu yang diharuskan, tapi juga menutup aurat dan menghadap kiblat. Sementara pandangan lain tidak mengharuskan wudhu dan menghadap kiblat pada saat sujud syukur.
Di antara ulama yang mengikuti pendapat ini adalah Imam Malik, Ibnu Taimiyah, Ibnu Qayyim, al-Syaukani, dan lain-lain. Mereka mengatakan sujud syukur berbeda dengan shalat, sehingga dalil yang digunakan kelompok sebelumnya tidak bisa dijadikan landasan. Jadi tidak tepat menganalogikan sujud dengan shalat.
Dengan demikian, melihat kedua pendapat ini, jalan keluarnya adalah bagi orang yang ingin sujud syukur lebih baik wudhu terlebih dahulu, menutup aurat, dan menghadap kiblat. Akan tetapi, bila hal itu tidak memungkinkan karena beberapa kondisi, maka pendapat yang tidak mensyaratkan wudhu bisa digunakan.
Niat dan Doa saat Sujud Syukur
Pada saat sujud syukur ada beberapa doa yang bisa dibaca. Di antaranya:
سَجَدَ وَجْهِي لِلَّذِي خَلَقَهُ، وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ، بِحَوْلِهِ وَقُوَّتِه فَتَبَارَكَ اللهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِين
“Sajada wajhi lilladzi khalaqahu, wa syaqqa sam’ahu wa basharahu, bihawlihi wa quwwatihi, fatabarakallahu ahsanul khaliqin”
Aku sujudkan wajahku kepada yang menciptakannya, membentuk rupanya, dan membuka pendengaran serta penglihatan. Maha Suci Allah sebaik-baik pencipta.
Dalam riwayat lain dari Ibnu Abbas disunnahkan juga pada saat itu membaca:
اللَّهُمَّ اكْتُبْ لِي بِهَا عِنْدَكَ أَجْرًا، وَضَعْ عَنِّي بِهَا وِزْرًا، وَاجْعَلْهَا لِي عِنْدَكَ ذُخْرًا، وَتَقَبَّلْهَا مِنِّي كَمَا تَقَبَّلْتَهَا مِنْ عَبْدِكَ دَاوُدَ
“Allahumma Uktub Li Biha ‘Indaka Ajran, wadha’ anni biha wizran, waj’alha li ‘indaka dzukhran, wa taqabbalha minni kaba taqabbaltaha min ‘abdika dawuda”
“Ya Allah, Tetapkanlah pahala untukku disisi-Mu dengan bacaan ini dan gugurkanlah dosa-dosaku! Jadikanlah dia sebagai tabunganku dan terimalah dia sebagaimana Engkau menerimanya dari hamba-Mu Daud.” (HR: al-Tirmidzi)
Selain sujud syukur sebagai ekpresi dari rasa terima kasih terhadap Allah SWT, yang paling penting lagi adalah menggunakan nikmat dan harta yang diberikan untuk jalan kebaikan.
Wallahu a’lam.
Artikel ini diolah dari dua artikel sujud sebelumnya: “Ini Doa yang Disunnahkan Dibaca Saat Sujud Syukur” dan “Haruskah Wudhu Sebelum Sujud Syukur?”