Ihram merupakan tanda kesiapan seseorang melakukan haji dan umrah. Dengan melaksanakan ihram berarti seseorang telah memantapkan niatnya, menggunakan pakaian ihram yang sesuai standar syariat, siap melakukan seluruh rangkaian ibadah haji maupun umrah, dan siap meninggalkan hal-hal yang diharamkan dalam kondisi dia sebagai muhrim.
Disarikan dari Imam Abu Ishak Ibrahim bin Ali bin Yusuf al-Fairuzzabadi al-Syairazi dalam Al- Muhadzdzab fi Fiqh al-Imam al-Syafi’i (Damaskus: Dar al-Qalam, 1992), inilah beberapa kesunnahan yang selayaknya dilakukan oleh seseorang yang sedang ihram:
Pertama, mandi ihram. Kesunnahan mandi ihram ini berlaku bagi sesiapapun yang sedang melaksanakan ihram. Sebagaimana kita tahu, ibadah haji dan umrah tidak mensyaratkan batasan usia dan kesucian, oleh karena itu, bisa dilakukan oleh anak kecil maupun dewasa, lelaki maupun perempuan, bahkan meskipun ia sedang dalam kondisi haid maupun nifas.
Kedua, memakai wewangian sesudah mandi dan sesaat sebelum berniat ihram. Sebagaimana kita tahu, bahwa ketika seseorang telah berniat ihram, maka di antara yang diharamkan baginya ialah memakai wewangian. Oleh karena itu, syariat menganjurkan anda untuk memakai wewangian sebelum niat.
Ketiga, menggunakan pakaian ihram yang berwarna putih, sebagaimana yang telah dilakukan oleh Rasulullah dan para Sahabat.
Keempat, shalat sunnah ihram sebanyak dua rakaaat, dengan niat salat sunnah ihram, dimana di rakaat pertama sunnah membaca surat al-kafirun dan rakaat kedua membaca surat al-ikhlas.
Teknisnya, bagi anda, para jamaah haji yang berangkat gelombang pertama, yakni yang singgah ke Madinah dulu sebelum menuju Makkah, maka ketika akan berangkat ke Makkah, sebaiknya anda melakukan semua kesunnahan ihram di Madinah. Mandi ihram, berwewangian, memakai pakaian ihram, dan salat sunnah ihram semuanya dilakukan di Madinah.
Jika bis yang anda tumpangi telah melewati daerah Birr Ali, maka anda diwajibkan niat haji maupun umrah. Pilihan untuk melakukan kesunnahan ihram di Madinah ini adalah untuk mengantisipasi karena terkadang supir tidak berhenti di Birr Ali dengan berbagai macam alasan.
Jika ternyata supir menghentikan bis nya dan anda bisa singgah di Birr Ali, maka jika anda menghendaki untuk mandi lagi, berwewangian lagi, memakai pakaian ihram lagi, dan salat sunnah lagi, itu diperbolehkan sebagai bentuk tajdid, dan semua kesunnahan yang sudah anda lakukan di Madinah tetap diberi pahala sunnah mutlak.
Jangan lupa, sebaiknya pakaian ihram anda taruh di tas tentengan yang bisa anda bawa kemana-mana dan terjangkau. Jangan taruh pakaian ihram di dalam koper, karena koper dibawa didalam truk yang tentu saja tidak terjangkau oleh anda.
Bagi anda para jamaah haji yang berangkat gelombang pertama, yakni yang turun di Jeddah, kemudian ke Makkah dan langsung melaksanakan umroh haji, maka, sekali lagi, taruh pakaian ihram di dalam tas yang terjangkau oleh anda.
Jangan taruh di di koper. Anda sebaiknya melakukan mandi ihram, berwewangian, memakai pakaian ihram dan salat sunnah ihram ketika masih berada di embarkasi haji, dalam arti ketika anda masih berada di Indonesia.
Selanjutnya, ketika anda berada di dalam pesawat dan merasa kedinginan, anda masih boleh menggunakan jaket, kaus kaki, ataupun pakaian hangat lainnya, selama anda belum niat. Ketika terdengar pengumuman bahwa pesawat akan melewati Yalamlam, yang merupakan miqat makani bagi jamaah haji dari Indonesia, maka anda harus melepaskan semua jaket, kaus kaki, dan pakaian berjahit lainnya yang anda pakai, khususnya bagi laki-laki, dan anda niat ihram.
Jika anda kedinginan, harap bersabar, karena perjalanan pun Cuma sebentar lagi akan sampai, yakni sekitar 10 menit lagi anda akan sampai di bandara Jeddah.