57. Dan Kami menaungi kalian semua dengan gumpalan-gumpalan awan dan menurunkan manna dan salwa, makanlah dari makanan yang baik-baik atas apa yang telah Aku anugrahkan kepada kalian. Dan tidaklah mereka berbuat dholim kepada-Ku, melainkan mereka berbuat dhalim kepada diri mereka sendiri.
Bani Israil di zaman Nabi Musa As. dahulu kala, mereka seakan-akan tersandung akar pohon Timang, mereka bertempat di suatu tempat hamparan padang yang luas yang tidak dapat kembali ke tempat tinggalnya, mereka berada di hamparan padang yang luas tersebut. Bani Israil dianugrahi rizki berupa makanan yang namanya Manna dan burung Salwa (besarnya seukuran bebek).
58. Dan (ingatlah) pada saat Aku berfirman; “Masuklah ke desa ini dan makanlah dari hasil buminya sesukamu dengan penuh kebebasan. Dan masuklah melalui pintu gerbang desa tersebut dengan sujud dan ucapkanlah kata “hittatun”, maka Kami akan mengampuni kesalahan-kesalahan kalian dan Kami akan menambah pahala kepada orang-orang yang berbuat kebaikan.”.
59. Lalu orang-orang yang berbuat aniaya menganti ucapannya dengan apa yang tidak dikatakan (perintahkan) kepada mereka. Maka Aku turunkan adzab dari langit untuk orang-orang yang berbuat dhalim sebab mereka membuat kerusakan.
Bani Israil setelah berpuluh-puluh tahun bermukim di tanah lapang yang luas dan dipayungi oleh awan dari terik matahari, kemudian mereka diperintah untuk memasuki suatu desa dan diperintahkan agar mereka dapat memakan makanan yang enak dan mereka diperintahkan pada saat memasuki pintu desa agar berjalan dengan menunduk dan memohon agar diampuni semua dosa dengan mengucapkan kata hiththah, namun mereka yang berbuat dhalim merubah kata tersebut dengan ucapan; tidak berucap Hiththah, namun Hinthah (meminta gandum).
Orang-orang yang telah berbuat jahat terhadap dirinya menyebabkan turunnya adzab dari langit sebab mereka tidak taat (fasik).