Tafsir Surat Al Baqarah Ayat 122-124

Tafsir Surat Al Baqarah Ayat 122-124

Bani Israil diperingatkan agar segera menyadari dan bersyukur atas segala kenikmatan yang telah diberikan kepada Nenek Moyang mereka, dan agar merasa takut akan bencana pada Hari Kiamat kelak.

Tafsir Surat Al Baqarah Ayat 122-124

122. Wahai Bani Israil! Ingatlah nikmat-nikmatKu yang telah Aku berikan kepada kalian, dan sesungguhnya Aku telah mengutamakan kalian atas semua makhluk.

123. Dan takutlah akan Hari yang seseorang tidak dapat menggantikan seseorang lainnya, tidak diterma tebusan dari seseorang tersebut, syafa’at tidak memberikan kemanfaatan kepadanya, dan tidak ada penolong baginya.

Bani Israil diperingatkan agar segera menyadari dan bersyukur atas segala kenikmatan yang telah diberikan kepada Nenek Moyang mereka, dan agar merasa takut akan bencana pada Hari Kiamat kelak. Pada hari itu semua kesalahan tidak dapat ditebus (dibayar) dengan harta benda, dan tidak bisa digantikan dengan orang lain, dendaan dan pertolongan tidak diterima.

Begitu juga kita sebagai umat Nabi Muhammad Saw agar selalu mengingat atas segala kenikmatan yang telah dianugrahkan oleh Tuhan kepada kita semua, maka kita harus bersyukur dan beramal shaleh untuk menghadapi Hari Kiamat yang dahsyat itu.

124. Dan ingatlah saat Nabi Ibrahim As. Diuji Tuhannya dengan beberapa Kalimat, maka ia menunaikannya. Allah Swt berfirman: “Sesungguhnya Aku menjadikanmu sebagai pemimpin untuk umat manusia”. Nabi Ibrahim berdo’a: “Dan sebagian dari anak cucuku”. Allah Swt. berfirman: “Orang-orang yang berbuat dhalim tidak akan mendapatkan janji-Ku”.

Yang mulia Nabi Ibrahim mendapatkan perintah dari Allah Ta’ala Tuhan alam semesta, yaitu berupa ibadah Haji dan lain-lainnya. Ibadah-ibadah tersebut dilaksanakan oleh Nabi Ibrahim secara sempurna. Maka Allah berfirman kepada Nabi Ibrahim, sebagai berikut: “Nabi Ibrahim ditetapkan menjadi pemimpin dan panutan agam pada zaman itu”.

Kemudian Nabi Ibrahim memohon agar anak keturunannya  ditetapkan menjadi panutan, dan Allah Ta’ala mengabulkan permohonan Nabi Ibrahim tersebut, akan tetapi janji-Nya itu tidak mencakup orang yang berbuat dhalim dan Kafir.

Diterjemahkan dari Kitab Tafsir Al-Ibriz, karya KH. Bisri Musthafa.