Memasuki bulan Maulud, kitab Al Barzanji selalu di baca di mana-mana.Kitab ini sangat populer di hampir seluruh negara-negara mayoritas penduduknya beragama Islam. Penulis Jerman Annemarie Schimmel pernah berkomentar tentang kitab maulid yang berjudul Dan Muhammad adalah Utusan Allah: Penghormatan terhadap Nabi saw Dalam Islam (1991),mnerangkan bahwa teks asli karangan Ja’far Al-Barzanji, dalam bahasa Arab, sebetulnya berbentuk prosa.Menurutnya kita ini adalah sebuah prosa yang kemudian dioleh kembali oleh para penyair menjadi sebuah untaian syair yang berbentuk eulogi untuk Rasulullah saw.
Untaian syari karangan Jakfar Al Barzanji ini yang kemudian dikenal dengan Maulid Al Barzanji ini kemudian menyebar di seantero dunia dan di terjemahkan dalam berbagai bahasa diantaranya bahasa Swahili, Urdu, Inggris hingga Indonesia. Kekuatan puitisnya mampu membawa pembacanya untuk lebih mencintai Rasulullah secara utuh.
Nama Barzanji nama sebuah tempat di Kurdistan, Barzanj. Nama Al-Barzanji menjadi populer tahun 1920-an ketika Syaikh Mahmud Al-Barzanji memimpin pemberontakan nasional Kurdi terhadap Inggris yang pada waktu itu menguasai Irak.
Kitab Maulid Al-Barzanji karangan beliau ini termasuk salah satu kitab maulid yang paling populer di dunia Islam. Kandunganya adalah sirah nabawiyah yang meliputi kisah kelahiran beliau, pengutusannya sebagai rasul, hijrah, akhlaq, peperangan hingga wafatnya.
Syeikh Jakfar dilahirkan di Madinah Al Munawwarah pada hari Kamis awal bulan Zulhijjah 1126 H atau1711 M. Belau adalah ulama besar di Mdinah kalai itu. Diantara gurunya adalah Syaikh Ismail Alyamany, Yusuf Asho’idy dan lain-lain. Syikh Jakfar sangat menguasai ilmu nahwu, shorof, fiqih, lughoh, hadis, Al Quran dan ilmu keislaman lainnya. Pada umur 31 tahun telah menjadi ulama yang diperhitungkan di zamannya.
Karya tulis tersebut sebenarnya berjudul ‘Iqd Al-Jawahir atau ‘Iqd Al-Jawhar fi Mawlid An-Nabiyyil Azhar. Barzanji sebenarnya adalah nama sebuah tempat di Kurdistan, Barzanj. Nama Al-Barzanji menjadi populer tahun 1920-an ketika Syaikh Mahmud Al-Barzanji memimpin pemberontakan nasional Kurdi terhadap Inggris yang pada waktu itu menguasai Irak.Kitab Maulid Al-Barzanji karangan beliau ini termasuk salah satu kitab maulid yang paling populer dan paling luas tersebar ke pelosok negeri Arab dan Islam, baik Timur maupun Barat
Dalam berbagai tulisan disebutkan bahwa kitab Al Barzanji secara garis besar di bagi dua yaitu natsar dan nadhom. Untuk bagian natsar ada 19 subbagian yang memuat 355 untaian syair. Isinya adalah riwayat Nabi Muhammad SAW saat menjelang dilahirkan hingga masa mendapatkan tugas kenabian. Sedangkan untuk nadhom terdiri atas 16 subbagian dengan 205 untaian syair.
Dinamakan Al-Barjanzi karena dinisbahkan kepada nama desa pengarang yang terletak di Barjanziyah kawasan Akrad (kurdistan). Kitab tersebut nama aslinya ‘Iqd al-Jawahir (Bahasa Arab, artinya kalung permata) sebagian ulama menyatakan bahwa nama karangannya adalah “I’qdul Jawhar fi mawlid anNabiyyil Azhar”. yang disusun untuk meningkatkan kecintaan kepada Nabi Muhammad saw, meskipun kemudian lebih terkenal dengan nama penulisnya.
Kitab Mawlid al-Barzanji ini telah disyarahkan oleh al-’Allaamah al-Faqih asy-Syaikh Abu ‘Abdullah Muhammad bin Ahmad yang terkenal dengan panggilan Ba`ilisy yang wafat tahun 1299H dengan satu syarah yang memadai, cukup elok dan bermanfaat yang dinamakan al-Qawl al-Munji ‘ala Mawlid al-Barzanji” yang telah banyak kali diulang cetaknya di Mesir.
Kitab Maulid al Barzanji ini telah dikomentari (disyarahkan) banyak ulama, diantaranya oleh Syaikh Muhammad bin Ahmad ‘Ilyisy al-Maaliki al-’Asy’ari asy-Syadzili al-Azhari dengan bukunya yang al-Qawl al-Munji ‘ala Mawlid al-Barzanji. Kemudian juga oleh ulama masyhur asal Indonesia Syeikh Nawawi Al bantani dengan kitabnya yang berjudul Madaarijush Shu`uud ila Iktisaa-il Buruud. Tidak ketinggala Sayyid Ja’far bin Isma`il Zainal ‘Abidin dengan kitabnya yang berjudul Kawkabul Anwar ‘ala ‘Iqdil Jawhar fi Mawlidin Nabiyil Azhar.
Syeikh Ja’far bin Hasan al-Barzanji meninggal pada 1177 H. Namun banyak yang berbeda tentang tahun wafatnya. Imam az-Zubaidi dalam al-Mu’jam al-Mukhtash menulis bahwa beliau wafat tahun 1184 H. (dari berbagai sumber)