Syahadat Rasul adalah kesaksian tentang utusan Tuhan; Muhammad bin “Abdullah. Meskipun Nabi Muhammad Saw adalah utusan Tuhan yang terakhir dan tidak ada lagi Nabi sesudahnya, tetapi ia sekaligus adalah rasul pertama.
Dalam bahsa kaum sufi, Muhammad dinyatakan sebagai rasul pertama dalam wujud idea atau konseptual dan terakhir dalam wujud real atau factual. Ia hadir untuk melengkapi, melanjutkan dan menyempurnakan misi kerasulan utusan-utusan Tuhan sebelumnya.
وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ ۖ
Al-Qur’an menyatakan: “Dan Kami telah mewahyukan kepadamu al-Qur’an dengan membawa kebenaran (al-haq), membenarkan Kitab-kitab yang sebelumnya dan yang menjaganya (dari perubahan-perubahan))” (Q.S. Al-Maidah; 48).
Secara eksplisit al-Qur’an juga menyatakan bahwa Muhammad adalah pengikut misi dan millah Nabi Ibrahim, bapak para Nabi dan rasul. Nabi Ibrahim dalam al-Qur’an adalah pengikut agama Tauhid, seorang muslim. Al-Qur’an menyatakan;
ثُمَّ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ أَنِ اتَّبِعْ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا ۖ وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
“Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad); “Ikutilah millah (agama) Ibrahim. Ia seorang yang hanif (lurus) dan bukan termasuk orang-orang yang menyekutukan Allah”. (Q.S. An-Nahl: 123).
Dengan begitu, seorang muslim yang mengucapkan Syahadat Rasul Muhammad Saw; “wa Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah”. Sejatinya juga memberikan kesaksian terhadap agama-agama yang dibawa para Nabi-nabi sebelumnya.
Sumber: Spiritualitas Kemanusiaan persepektif Islam Pesantren, hal: 5-6, Pustaka Rihlah, Jogjakarta, 2006.