Ada suasana yang tidak biasa di komunitas-komunitas muslim di beberapa kawasan Inggris Raya. Perayaan Maulid tahun ini, diwarnai dengan lantunan shalawat dan pengajian tentang Islam yang rahmat dan toleran. Lima ustadz dari Jawa Barat datang ke United Kingdom untuk berdakwah menambah hangat suasana Inggris yang sedang memasuki musim dingin.
Ustadz-ustadzah utusan Pemprov Jawa Barat yakni KH. Ridwan Subagya, Ihya Ulumuddin, Hasan al-Banna, Benni Safitra dan Wifni Yusifa Subhani. Mereka sebagai ustadz-ustadzah yang berkunjung ke United Kingdom, dari program English for Ulama yang digagas Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.
Kelima ustadz dan ustadzah dari Jawa Barat datang ke Inggris berkat program dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Inggris, dalam hal ini British Embassy di Indonesia. Juga, kerjasama dari KBRI London dengan beberapa komunitas, di antaranya: MCB (Muslim Council of Britain), ABM (Association of British Muslim), PCINU UK (Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama United Kingdom), PPI (Persatuan Pelajar Indonesia), dan beberapa komunitas lain.
Ustadz-ustadzah itu disebar ke beberapa kota di Inggris Raya: London, Glasgow, Bristol, Southampton, Birmingham, Oxford, Cambridge, dan beberapa kota lain. Pendakwah dari Jawa Barat ini mengenalkan Islam Indonesia, Islam yang berpadu dengan budaya lokal, kearifan tradisi, serta menghargai kemanusiaan. Islam yang moderat, toleran dan kosmopolitan.
KH. Ridwan Subagya, pengurus PWNU Jawa Barat yang ikut serta sebagai pendakwah, mengungkap masyarakat muslim Inggris sangat antusias menerima kehadiran pendakwah dari Indonesia. “Kami bertemu dengan banyak komunitas, baik muslim maupun non muslim. Bahkan, kami juga diajak dialog lintas agama di London, yang dihadiri kominitas Kristen dan Yahudi. Mereka ingin mendengar bagaimana pandangan pemuka Islam dari Indonesia,” ungkap KH. Ridwan, Rabu (13/11/2019).
“Saya berusaha mengajak warga muslim di Inggris untuk bershalawat. Saya terangkan bagaimana pentingnya shalawat, itu pujian bentuk kecintaan kita kepada Nabi Muhammad Saw, bukan bid’ah. Jadi, shalawat itu ungkapan cinta, bentuk kerinduan kita kepada manusia agung bernama Muhammad,” jelas Ridwan.
Ridwan Subagya mengisahkan banyak warga muslim Inggris yang tertarik dengan pola dakwah Islam dari Indonesia. “Saya jelaskan apa itu Islam Nusantara, Islam Indonesia, Islam yang moderat dan toleran. Sebagian besar merasa tercerahkan, karena warga Inggris kebanyakan hanya melihat wajah Islam dari media-media saja, yang selama ini digambarkan penuh perang, kekerasan, kebencian,” terangnya.
Dalam safarinya, KH. Ridwan Subagya berkunjung ke Bristol (9/11/2019) dan Southampton (10/11/2019). Pengajian di Bristol dilanjutkan dengan ramah tamah warga Indonesia, yang juga dihadiri Dubes Indonesia untuk Inggris, Dr. Rizal Sukma. Sementara, pengajian di Southampton kerjasama antara PPI Southampton dan PCINU United Kingdom.
“Saya berterima kasih terhadap pemerintah Inggris, Pemprov Jawa Barat, KBRI London, juga kepada PCINU United Kingdom, teman-teman PPI di berbagai kota, juga berbagai komunitas muslim dan non-muslim di Inggris,” ungkap Ridwan.
Didiek S Wiyono, pengurus Syuriah PCINU United Kingdom mengungapkan pentingnya dai-dai Indonesia datang ke Inggris untuk menyebarkan Islam yang damai. “Masyarakat Inggris butuh pencerahan dari pendakwah Islam yang damai, moderat dan toleran. Bukan ustadz pemarah yang suka menghina. Bukan begitu. Warga muslim Inggris ingin melihat Islam yang damai, Islam Indonesia menjadi contoh nyata,” jelas Didiek.
Kehadiran pendakwah dari Jawa Barat ke United Kingdom menjadi berkah tersendiri. Shalawat bergema di seantero Inggris Raya.(*)