Setelah shalat shubuh dianjurkan untuk dzikir dan doa. Usahakan jangan bangun dari tempat shalat sebelum dzikir dan doa. Bahkan, para ulama menganjurkan untuk tetap berdzikir dan melakukan amalan sunnah lainnya, semisal belajar agama di masjid, sampai terbit matahari. Setelah itu, dianjurkan shalat sunnah Isyraq atau shalat dua rakaat pembuka shalat Dhuha. Ada ulama yang menyamakan shalat Isyraq dengan Dhuha, tapi ada pula yang membedakan antara keduanya.
Berdasar informasi sahabat, Rasulullah istiqamah dzikir setelah shalat Shubuh sampai terbit matahari. Setelah itu, beliau shalat dan diskusi santai dengan para sahabat. Dalam riwayat Muslim disebutkan bahwa Simak bin Harb pernah bertanya kepada Jabir bin Samurah, “Apakah kamu pernah satu majelis dengan Rasulullah?” Jabir bin Samurah menjawab:
نَعَمْ كَثِيرًا كَانَ لَا يَقُومُ مِنْ مُصَلَّاهُ الَّذِي يُصَلِّي فِيهِ الصُّبْحَ أَوْ الْغَدَاةَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ فَإِذَا طَلَعَتْ الشَّمْسُ قَامَ وَكَانُوا يَتَحَدَّثُونَ فَيَأْخُذُونَ فِي أَمْرِ الْجَاهِلِيَّةِ فَيَضْحَكُونَ وَيَتَبَسَّم
Artinya:
“Ya, banyak. Beliau tidak bangun dari tempat shalatnya setelah shalat subuh atau pagi sampai terbitnya matahari. Jika matahari terbit beliau bangun (untuk shalat). Dahulu mereka membicarakan peristiwa-peristiwa yang mereka alami ketika masih jahiliyah, lalu mereka tertawa dan tersenyum.” (HR: Muslim)
Hadis ini menunjukkan Rasulullah tetap duduk dzikir sampai terbit matahari. Kemudian beliau shalat dua raka’at dan ngobrol santai dengan para sahabat. Bahkan, beberapa sahabat seringkali bercerita lucu di hadapan Nabi: mereka tertawa, sementara Nabi tersenyum.
Apa yang dilakukan Rasulullah ini juga banyak diikuti para ulama setelahnya. Dikisahkan banyak ulama salaf membiasakan dzikir setelah shalat shubuh sampai terbit matahari. Disebutkan dalam beberapa riwayat, Imam al-Awza’i termasuk ulama yang membiasakan ini.
Menurut KH. Ali Mustafa Ya’qub, dzikir di sini tidak sebatas melafalkan bacaan-bacaan dzikir, menuntut ilmu juga bagian dari dzikir, sehingga Almarhum KH. Ali Mustafa Ya’qub istiqomah mengajarkan kitab hadis kepada para santrinya setelah shalat Shubuh. Setelah pengajian selesai, beliau memerintahkan santrinya untuk shalat dua raka’at sebelum kembali ke asrama.