Tak beda dengan negri-negri Islam yang lainnya, pada tanggal 12 Rabi’ul Awal Sudan, yang dikenal dengan negri seribu darwis atau disebut dengan sufi, juga ikut merayakan maulid nabi dengan ciri khas kebudayaan lokalnya. Ada banyak acara yang dilakukan sufi Sudan untuk menyambut hari kelahiran Nabi agung Muhammad SAW, mulai dari parade musik, reunian ahli tariqah, dan lain sebagainya.
Perayaan Maulid Nabi, oleh masyarakat ahli tarekat Sudan, dijadikan sebagai ajang reunian ahli tariqah atau lebih dikenal dengan Tarekat Festival Fair. Acara seperti ini sudah menjadi tradisi yang lazim dan patut di lestarikan, karena mayoritas masyarakat Sudan adalah pengikut tarekat.
Acara reunian ahli tariqah ini diadakan selama 12 hari, dimulai pada 1 Rabi’ul Awal dan diakhiri dengan acara puncak pada tanggal 12 Rabi’ul Awal. Acara tersebut bertempatkan di maidan maulid atau lapangan yang khusus untuk acara maulidan, dengan mendirikan stand-stand dari berbagai tarekat. Lapangan tersebut terletak di depan Masjid Imam Al-Mahdi kota Omdurman, Sudan.
Acara Maulid Festival Fair yang diadakan di Maidan Maulid kota Omdurman tersebut telah diselenggarakan sekitar 70-80 tahun yang lalu. Dahulu hanya beberapa tarekat yang ikut berpartisipasi memeriahkan acara tersebut, seiring berjalannya waktu, tarekat berkembang pesat dan saat ini tercatat ada sekitar 50 stand tarekat lebih yang mengikuti acara Tarekat Festival Fair.
Para mursyid atau bisa disebut dengan khalifah mengondisikan para jamaahnya masing-masing untuk melakukan ritual keagamaan, seperti membaca suluk dan pujian-pujian kepada Rasulullah SAW.
Cara zikir para ahli tarekat di Sudan adalah dengan berdiri membuat lingkaran sambil bergandengan tangan berputar-putar dan diiringi musik dengan membaca dzikir yang diajarkan mursyid. Ditengah kerumunan jamaah zikir bundar ada yang menari sufi dengan disertai pembacaan zikir khusus.
Stand-stand tarekat yang dipenuhi gemerlap cahaya lampu warna-warni, ditambah dengan kibaran bendera masing-masing tarekat, membuat suasana Maidan Maulid menjadi lebih meriah. Tak lupa jajanan khas Sudan juga dijajahkan di luar area Maidan Maulid. Masyarakat setempat menyebutnya khalawiyah, yang berarti manisan.
Manisan yang dipasarkan di Sudan berbentuk seperti permen batangan besar-besar dan teksturnya keras, sehingga jika ingin menikmatinya harus dipatah-patah atau bisa dicelupkan ke teh panas seperti yang dilakukan masyarakat Sudan.
Di malam hari terahir perayaan maulid Nabi Muhammad SAW, Tarekat Festival Fair dipenuhi banyak jamaah. Acara penutupan tersebut biasanya diisi dengan pemberian amalan, ada yang memberi sanad kitab, dan ada juga pemberian penghargaan kepada para jamaah tarekat.
Wallahu A’lam.