Percaya terhadap keberadaan Malaikat bagian dari rukun Iman. Syariat tidak menuntut kita untuk mengetahui secara detail tentang siapa dan bagaimana bentuk Malaikat. Sebab sulit ditemukan penjelasan rinci dan pasti tentang sosok Malaikat. Hanya saja dari beberapa riwayat, dapat disimpulkan bahwa Malaikat adalah makhluk Tuhan yang diciptakan dari cahaya, tidak berjenis kelamin, tidak makan dan minum, tidak berhubungan seks, dan selalu mentaati dan menjauhi perintah Allah.
Menurut Prof. Quraish Shihab, supaya lebih aman dan selamat, kita cukup meyakini bahwa Malaikat adalah makhluk gaib yang tidak dapat diketahui hakikat dan juga jumlahnya, namun harus percaya pada keberadaannya.
Perlu diketahui, Malaikat berbeda dengan jin. Malaikat berasal dari cahaya dan jin berasal dari api. Dahulu, kata Ibnu Taimiyyah, orang-orang Arab meyakini adanya Malaikat, tetapi kebanyakan mereka menganggap jin dan malaikat makhluk yang sama. Bahkan, ada yang meyakini Malaikat itu keturunan jin. Pandangan ini keliru, karena jin dan Malaikat dua makhluk yang berbeda.
Malaikat diciptakan Tuhan sebelum jin. Mereka selalu setia terhadap perintah Tuhan. Jumlah mereka sangat banyak. Mereka diciptakan untuk membantu manusia. Ini berbeda dengan jin, yang sebagian mereka selalu menggoda manusia, alih-alih membantu. Malaikat bisa melihat jin, sementara jin tidak mampu melihat Malaikat, kecuali bila Malaikat menampakkan wujudnya, sehingga bisa dilihat.
Dalam buku Ahkamul Ta’amul Ma’al Jin, karya Abu Nashr Muhammad Abdullah Imam, dikatakan bahwa kendati ada perbedaan, terdapat beberapa kesamaan Malaikat dan jin. Misalnya, Malaikat dan jin adalah makhluk yang berakal dan bisa berbicara. Malaikat dan jin juga sama-sama mampu untuk terbang, meskipun tingkatannya berbeda-beda. Malaikat dan jin pada akhirnya seluruhnya akan mati.
Akan tetapi, Allah SWT mengecualikan beberapa Malaikat yang tidak akan mati ketika seluruh makhluk mengalami kematian. Di antaranya, Malaikat Malik, penjaga neraka, dan Malaikat Ridwan, penjaga surga, dan lain-lain. Mereka tidak mati karena ditakdirkan Tuhan untuk tidak mati.