Setelah kasus Ahok di Pulau Pramuka, perkembangan gerakan yang mengusung Salafi-Wahabi di Kepulauan Seribu menarik dicermati. Gerakan ini mendapat tempat bersamaan dengan konservatisme yang tumbuh di kalangan muslim tradisional di sana. Sebagian mereka dari kelompok terakhir ini ada yang jelas mengaku terafiliasi dengan Nahdlatul Ulama atau hanya menyebut mereka sebagai aswaja. Harus diakui, sebagai organisasi NU baru dikenal luas pasca reformasi.
Mereka yang mengusung Salafi-Wahabi biasanya berasal dari kalangan terdidik di kampus-kampus umum atau kalangan pekerja yang mengaji dari ustad-ustad Salafi Wahabi. Mereka ada yang kembali dan tinggal di Pulau atau hanya sesekali pulang ke kampung halaman mereka.
Dalam kasus Ahok, baik kelompok Salafi-Wahabi dan konservatif dalam kelompok tradisional seringkali berada dalam satu barisan. Dampak dari pertarungan gagasan dan doktrin masihbterasa hingga saat ini. Bagaimana wajah keislaman di Kepulauan Seribu menarik untuk diikuti.