Bahlul selalu mempunyai sikap yang nyleneh bahkan gila. Namun begitu, Bahlul kesohor sebagai seorang yang bijak berstari. Nasehatnya sering dijadikan pegangan banyak orang kala itu. Termasuk juga Khalifah Harun Al Rasyid. Dikisahkan ketika suatu saat Khalifah lewat di sebuah area perkuburuan. Di situ ada Bahlul yang sedang duduk termenung sendirian.
“Wahai Bahlul, kapankah kamu berakal?” kata Khalifah memulai pembicaraan.
Mendengarhal itu, Bahlul pun beranjak dari tempatnya. Kemudiaan ia naik keatas pohon. Sesaat kemudian dengan Lantangnya Bahlul memanggil Khalifah, “Wahai Harun gila, kapankah engkau akan sadar!?”
Betapa kagetnya Khalifah. Namun karena tahu perilaku Bahlul, Harun Ar-Rasyid menghampiri pohon tersebut dengan menunggangi kudanya.
“Siapa yang gila, aku atau engkau Bahlul. Engkau selalu duduk di kuburan?”
“Aku yang berakal dan engkaulah yang gila!”, jawab Bahlul sengit.
Mendengar jawaban itu Khalifah penasaran dan bertanya lagi, “Bagaimana bisa seperti itu?”
Bahlaul kemudian menjawab, “Karena aku tahu bahwa istanamu akan hancur dan kuburan ini akan tetap ada. Maka dari itu aku memakmurkan kubur sebelum istana. Namun engkau sebaliknya. Engkau memakmurkan istanamu dan menghancurkan kuburmu. Engkau sangat takut untuk dipindahkan dari istanamu ke kuburanmu. Engkau pasti tahu bahwa pasti masuk dalam kubur. Maka dari itu katakan wahai Harun siapa yang gila di antara kita?”
Jawaban itu membuat hati Khalifah bergetar. Ia kemudian menangis lalu berkata, “Demi Allah engkau yang benar. Berikan nasehat lagi untukku wahai Bahlul”.
“Cukup bagimu Al-Qur’an, jadikanlah sebagai pedoman”, kata Bahlul.
Sebagai balasan Khalifah Harun Al Rasyid mengajukan hadiah. “Apabila engkau memiliki permintaan maka akan Aku penuhi”, kata Khalifah.
“Iya aku punya tiga permintaan, jika engkau penuhi aku akan berterima kasih padamu,” ujar Bahlul.
“Mintalah”, kata Khalifah dengan penuh penasaran.
“Pertama, tambahkan umurku. Kedua jaga aku dari malaikat maut dan ketiga masukkan aku dalam surga dan jauhkan dari api neraka,” kata Bahlul.
“Aku tak mampu memenuhi semuanya. Sungguh aku tidak mampu wahai Bahlul,” jawab Khalifah.
Kemudian Bahlul berkata,“ Aku tidak perlu meminta padamu”.