Konggres Ulama Perempuan Indonesia diikuti ratusan peserta dari dalam dan luar negeri. Tercatat 574 peserta dan 182 pengamat hadir dalam acara yang bertempat di Pesantren Kebon Jambu Ciwaringin Kabupaten Cirebon. Acara berlangsung mulai 25-27 April 2017.
Antusiasme masyarakat terhadap kehadiran Kongres Ulama Perempuan Indonesia sangat besar. Kongres yang akan berlangsung Selasa 25 April 2017, di Pondok Pesantren Kebon Jambu, Babakan, Ciwaringin,Cirebon. Acara ini diikuti 574 peserta dan 182 pengamat.
“Kami merasa terhormat melihat antusiasme para pendaftar. Para peserta datang dengan mereka mengusahakan transportasi sendiri. Hal ini sungguh membanggakan”, ungkap Hj. Badriyah Fayyumi, Ketua Pengarah Panitia Kongres. Ia menambahkan bahwa peserta yang darang terdiri dari Aceh dengan 18 peserta, Bangka Belitung 1, Banten 19, Bengkulu 1. “ Untuk Jabar 110, Jakarta 116, Jambi 5, Jateng 59, Jatim 82, Kalbar 4, Kalsel 11, Kaltim 2, Lampung 18, Maluku 2, NTB 5, NTT 2, Papua 7, Sulsel 10, Sulteng 6, Sulut 5, Sultra 1, Sumbar 15, Sumsel 3, Sumut 6 pserta , dan Yogyakarta 66 peserta,” tambahnya.
Jumlah ini merupakan hasil seleksi dari 1270an pendaftar baik melalui online, email, dan whatsapp. Selaku ketua Konggres, AD Eridani meminta maaf kepada yang tidak bisa mendapatkan undangan.“Kami memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada para pendaftar yang tidak bisa kami undang. Ini murni karena kekurangan fasilitas yang kami miliki”, ungkap Dani yang juga Direktur Rahima.
Dengan mengambil tema Peran Ulama Perempuan dalam Meneguhkan Nilai Keislaman, Kebangsaan, dan Kemanusiaan, acara ini diikuti oleh185 orang pengamat. “ Sekitar 40 orang berasal dari 15 negara sahabat seperti Afghanistan, Bangladesh, Pakistan, Saudi Arabia, Mesir, Nigeria, Kenya, Australia, Amerika, Malaysia, Singapura, Filipina, Kanada, India, dan Belanda,” ungkap Dani.
Adapun untuk seminar menghadirkan beberapa narasumber dari 7 negara Muslim Ketujuh narasumber itu antara lain Mosarrat Qadeem dari Pakistan, Roya Rahmani dari Afganistan, Zaenah Anwar dari Malaysia, Hatoon al-Fasi dari saudi Arabia, Ulfat Hussein Masibo dari Kenya, Rafatu Abdul Hamid dari Nigeria, dan Ruhaini Dzuhayatin, Eka Srimulyani, Kamaruddin Amin dari Indonesia.
Menurut panitia kegiatan ini dimaksudkan sebagai apresiasi pada ulama perempuan dunia, legitimasi bagi peran-peran mereka, dan identifikasi pembelajaran dari berbagai negara Islam mengenai isu-isu keislaman, hak-hak perempuan, persoalan kekerasan, radikalisme, dan perdamaian dunia. “ Kegiatan ini secara khusus diperuntukkan bagi ulama perempuan, para aktivis pemberdayaan perempuan, akademisi, pakar, peneliti, dan khalayak umum yang memiliki perhatian pada isu-isu keislaman dan perempuan di tingkat dunia,” ungkap Badriyah.
Konferensi Ulama Perempuan Indonesia terlaksana atas kerjasama antara KUPI, IAIN Syekh Nurjati Cirebon, dan AMAN Indonesia. Kegiatannya di kampus IAIN Syekh Nurjati, Cirebon . Ada beberapa agenda acara selama berlangsungnya konggres diantaranya seminar internasional, seminar nasional, diskusi paralel, musyawarah fatwa, launcing buku dan diskusi film dokumentar nyai Masruiyah Amva.