Seperti manusia pada umumnya, Rasulullah SAW juga butuh makan dan minum. Beliau memiliki tempat tinggal yang berada persis dekat masjid. Kehidupan beliau sangat jauh dari kemewahan. Kerap kali Rasulullah dikisahkan dalam hadis menahan lapar, karena tidak memiliki makananan. Beliau pernah mengikat batu di perutnya untuk menahan lapar.
Dalam hadis riwayat al-Bukhari dan Muslim, Rasulullah berdoa:
اللهم ارزق آل محمد قوتا
“Ya Allah karuniailah keluarga Muhammad dengan Qut”
Qut, artinya makanan pokok. Maksudnya, makanan yang biasa dikonsumsi untuk sekedar bertahap hidup, alias tidak mati. Doa Rasulullah sederhana saja, kalau Allah kasih makanan penahan lapar saja sudah cukup, agar bisa bertahan hidup. Dalam riwayat yang lain dijelaskan, Rasulullah jarang sekali makan puas hingga betul-betul kenyang. Malik bin Dinar mengisahkan:
ما شبع رسول الله صلى الله عليه و سلم من خبز قط ولا لحم إلا على ضفف
“Rasulullah tidak pernah kenyang pada saat makan roti ataupun daging kecuali pada saat makan bareng”
Rasulullah terbiasa hidup dalam kondisi sederhana dan pas-pasan. Beliau jarang sekali dalam kondisi betul-betul kenyang, karena persediaan makanan di rumah beliau tidak terlalu banyak dan beragam. Rasulullah disebut bisa makan kenyang kalau makan bersama sahabat, misalnya dalam acara walimah, dan lain-lain.
Saking tidak adanya persediaan makanan di rumah Rasulullah, Abu Hurairah pernah pingsan di masjid karena saking laparnya. Abu Hurairah berkata:
وإني لأخر فيما بين منبر رسول الله صلى الله عليه وسلم وحجرة عائشة مغشيا علي، فيجئ الجائي فيضع رجله على عنقي يرى أن بي جنونا، وما بي جنون، وما هو إلا الجوع
“Saya dulu pernah jatuh antara mimbar Rasulullah dan kamar Aisyah. Kondisi saya hampir tidak sadarkan diri, tiba-tiba ada orang yang datang menghampiri saya. Dia menyangka saya terkena penyakit ayan. Saya tidak sakit ayan, saya seperti itu karena saking laparnya.”
Andaikan Rasulullah punya banyak persediakan makan di rumahnya, tentu Abu Hurairah yang sering berada di masjid dekat rumah Rasulullah tidak akan menderita kelaparan seperti itu. Kesederhanaan Rasulullah ini menjadi tauladan bagi kita. Meskipun beliau adalah utusan Allah, diikuti banyak orang, tapi kehidupan beliau tetap sederhana.