Islam hadir ke permukaan bumi tidak hanya untuk mengenalkan tauhid, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai kebaikan terhadap sesama. Karenanya, hampir seluruh doktrin keislaman, mengajarkan hubungan yang seimbang antara Tuhan dengan makhluknya. Manusia tidak diminta hanya untuk beribadah, tetapi juga berbuat baik dengan sesama manusia, bahkan binatang dan tumbuhan.
Rasulullah mengatakan, “Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak” (HR: Baihaqi). Dikarenakan tujuan Rasul diutus untuk menyempurnakan akhlak, tidak heran bila beliau adalah orang yang paling baik akhlaknya. Tidak pernah ditemukan catatan buruk dan negatif mengenai etika beliau, baik dari kalangan musuh ataupun kawan.
Banyak masyarakat Arab yang tertarik memeluk Islam karena kebaikan akhlak Nabi Muhammad. Rasulullah tidak pernah menyebarkan Islam dengan kekerasan dan perperangan. Ini menunjukan bahwa inti dari ajaran Islam, selain tauhid, adalah akhlak.
Melalui akhlak yang diajarkan Rasul, harkat dan martabat masyarakat Arab mulai naik dan meningkat. Sebelum kedatangan Nabi Muhammad, sebagian besar masyarakat Arab berada dalam kondisi jahiliyyah. Jahiliyyah di sini bukan berati bodoh secara pengetahuan, tapi tidak beretika dan tidak berakhlak baik.
Lihat saja kondisi perempuan pada waktu itu. Mereka tidak memiliki hak sebagaimana kaum laki-laki. Perempuan dikucil dalam pergaulan dan dianggap pembawa sial. Dengan kedatangan Islam, harga diri perempuan mulai diangkat dan disetarakan dengan laki-laki.
Apa yang dicontohkan Rasulullah SAW perlu diteladani dan diikuti. Jangan hanya mencontoh pakaian dan bentuk fisik beliau saja, tetapi lebih dari itu, akhlak beliau sangat penting dicontoh dan diamalkan.