Qarun adalah seorang lelaki kaya raya di masa Nabi Musa AS. Ia tak hanya berharta, tetapi juga orang berilmu yang memiliki kekerabatan dengan Nabi Musa AS. Para ulama mengatakan, Qarun adalah sepupu Nabi Musa. Ia juga merupakan ahli kitab Taurat setelah Nabi Musa dan Harun.
Qarun sering disebut dengan “Munawwir” karena keindahan suaranya dalam membaca kitab Taurat. Qotadah, Muqotil dan al-Kalbi mengatakan bahwa Qarun adalah kaum Bani Israil yang paling bagus bacaan Tauratnya. Ia bahkan merupakan salah satu dari 70 laki-laki yang terpilih dari kaum Nabi Musa (untuk memohonkan taubat kepada Allah karena patung lembu yang disembah kaum Nabi Musa).
Tidak hanya ilmu agama, Qarun juga memiliki kelihaian dalam berbisnis, ia menguasai berbagai jenis usaha, bahkan mengetahui trik investasi yang menguntungkan dan jalur perdagangan internasional yang strategis.
Meskipun Qarun merupakan sepupu Nabi Musa, ia justru menjadi salah satu pendukung dan penyokong Fir’aun pada masa itu. Hal ini dilakukannya agar ia tetap menduduki posisi yang strategis dalam bisnisnya, mengingat saat itu Fir’aun adalah raja yang sangat berkuasa bagi kaum Bani Israil.
Maka tak heran bila Qorun mempunyai harta yang sungguh melimpah ruah. Ia memiliki puluhan hingga ratusan gudang harta. Ibnu Katsir menyebutkan bahwa kunci-kunci gudangnya bahkan sangat berat dipikul, meskipun oleh orang-orang yang kuat sekalipun, sebagaimana disebutkan dalam QS al-Qashas ayat 76.
Disebutkan kunci-kunci gudangnya dibawa oleh 60 keledai, sedangkan dalam riwayat Ibnu Abbas disebutkan bahwa kunci-kuncinya dibawa oleh 40 laki-laki yang amat kuat. Pakar-pakar bahasa bahkan menggambarkan, orang yang memikul pun terengah-engah hingga tubuhnya miring karena menahan beban beratnya.
Namun siapa sangka, di balik ilmunya yang tinggi dan hartanya yang berlimpah, Qarun justru termasuk golongan orang-orang munafik. Harta bendanya berhasil membutakan mata hatinya. Banyak orang shaleh yang menasihati dan memperingati Qarun atas kesombongannya.
Namun ia mengabaikannya dan menganggap bahwa harta yang dimilikinya didapatkan dari ilmu dan usahanya, tanpa ada campur tangan dari Allah SWT. Hal ini tergambar dari perkataannya إِنَّمَا أُوتِيتُهُ عَلَى عِلْمٍ عِنْدِي (Sesungguhnya aku diberi harta itu karena ilmu yang ada padaku –QS al-Qashas : 78).
Pada suatu hari, keluarlah sang konglomerat ini melewati kaum Bani Israil dengan pakaian dan harta yang mewah. Ia juga diikuti oleh para pembantu dan budak yang siap siaga melayaninya. Harta kekayaan Qarun sungguh membuat orang-orang iri. Mereka berkata “Semoga kita memiliki harta yang berlimpah seperti Qarun. Sungguh Qarun benar-benar orang yang beruntung”.
Namun orang-orang berilmu lagi shaleh menimpali mereka “Hei, celakalah kalian apabila mengharapkan harta seperti yang dimiliki Qarun, sesungguhnya pahala Allah jauh lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, dan pahala itu tidak dapat diperoleh kecuali oleh orang-orang yang sabar”
Kesombongan Qarun benar-benar telah mengundang murka Allah. Ia tentu tahu bahwa sebelumnya telah ada umat yang ditimpakan adzab karena kesombongan mereka. Padahal umat-umat terdulu justru lebih kuat dan lebih banyak hartanya.
Adzab Allah sungguh nyata. Allah menurunkan adzab kepada Qarun berupa gempa bumi dan longsor yang dahsyat. Qarun tenggelam bersama seluruh harta kekayaannya ke dalam perut bumi. Tak ada sedikitpun harta yang tersisa, seluruhnya bahkan rata dengan tanah.
Tidak ada satupun golongan yang mampu menyelamatkannya, baik keluarga, kerabat maupun temannya. Harta yang selama ini dibanggakannya justru menjadi malapetaka baginya dan tak sedikitpun mampu menolongnya.
Maka binasalah Qarun beserta harta kekayaannya dikarenakan kedurhakaan dan kekufurannya. Di Mesir, tepatnya di kota Fayyuum, sekitar 60 km dari Cairo, dikenal satu tempat yang dinamai Buhairat Qarun, yakni danau Qarun. Konon disanalah lokasi perumahan Qarun dan di daerah itu pula ia ditelan bumi. Hingga kini, bahkan orang-orang menyebut harta terpendam yang tidak diketahui pemiliknya dengan sebutan harta karun.
(Kisah Qarun tercantum dalam al-Qur’an surah al-Qashas ayat 76-83)
Wallahu a’lam bisshawab