Surat al-Ashr termasuk surat pendek yang mungkin banyak dihafal oleh sebagian besar muslim Indonesia. Ada yang bilang ini termasuk surat favorit, sering dibaca dan diulang kalau dalam shalat, karena pendek dan mudah dihafalkan. Pakar Tafsir al-Qur’an Prof. Quraish Shihab mengakui bahwa surat ini memiliki banyak keistimewaan. Karena itulah, Imam Syafi’i pernah berkata, “Seandainya tidak ada ayat yang turun kecuali surat ini, maka dengan memahaminya itu sudah cukup menjadi petunjuk bagi umat manusia.”
Dalam program Shihab & Shihab, Prof. Quraish menjelaskan bahwa ayat ini menekankan pentingnya manusia menhargai waktu. Jangan sampai lengah dan waktu kalian dicuri oleh para pencuri waktu. Siapa yang dimaksud pencuri waktu, yaitu orang-orang yang suka menundak waktu, melakukan kegiatan yang tidak bermanfaat, termasuk juga melakukan sesuatu yang sebetulnya kita mesti tolak, tetapi karena sungkan menolak, hal itu tetap dilakukan.
Sayyidina Ali mengingatkan, kalau anda tidak dapat ilmu dan uang hari ini, maka kedua hal itu bisa diperoleh dan diusahakan besoknya, tetapi kalau waktu sudah luput, jangan harap ia akan kembali.
Prof. Quraish kemudian menambahkan, dalam surat al-‘Ashr, Allah bersumpah dengan menggunakan kata “al-‘Ashr”, waktu atau masa. Dalam bahasa Arab, al-‘Ashr berati masa yang berkepanjangan di mana bisa terjadi sekian banyak hari. Misalnya, ‘ashr al-Rasul (masa Rasul), maksudnya berhari-hari, bertahun-tahun, dari sejak Rasul dilahirkan sampai meninggal. Sementara waktu, biasanya durasinya singkat. Waktu shalat Dzuhur misalnya, waktunya sangat terbatas dan tidak terlalu lama. Jadi kita harus melakukan shalat di dalam waktu yang sudah ditentukan itu.
Pada ayat berikutnya, Allah befirman, “Semua manusia berada dalam kerugiaan”. Menariknya, kata Prof. Quraish, Allah menggunakan kata “di dalam kerugiaan”, bukan sebatas rugi. Seolah-olah manusia berada dalam wadah kerugiaan, supaya tidak termasuk menjadi orang yang merugi, manusia harus bisa keluar dari wadah itu. Caranya adalah dengan beriman, beramal shaleh, saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran. Semuanya harus dilakukan bersamaan, bukan setengah-setengah.
Terakhir, kenapa Allah menggunakan kata ‘Ashr di dalam ayat ini, sebab menurut Prof. Quraish, al-‘Ashr juga berati memeras. Jadi kita harus memeras tenaga setiap hari, tidak boleh leha-leha. Selain itu, ‘Ashr itu juga bermakna waktu menjelang terbenam matahari. Artinya, orang tidak akan merasa rugi, kecuali setelah usia tua. Sebab itu, mari kita manfaat waktu dengan sebaik-baiknya.