Peristiwa nuzulul qurán juga menyimpan makna tentang pentingnya ummat islam untuk mempelajari sejarah, sains dan ilmu pengetahuan lainnya. Dalam lima ayat pertama yang diturunkan di malam nuzulul qurán terdapat dua perintah membaca. Hal ini menyiratkan pentingnya membaca apapun dalam kehidupan ini, dengan syarat menyertakan Allah dalam setiap bacaanya.
Dalam ayat pertama dan kedua tersirat pentingnya memahami sejarah dan sains. Tentang sejarah serta rahasia sains penciptaan manusia.
Prof. Quraish Shihab, mengutip pernyataan Syekh Abdul Halim Mahmud, bahwa perintah membaca dalam surat Al-Alaq bermakna lebih luas dari sekedar membaca. Yakni bergerak, dan bekerja demi karena Allah Swt. Sehingga perintah Iqra dalam surat ini semakna dengan kandungan surat Al-Anám, ayat 162:
قُلْ إِنَّ صَلاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Artinya : Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.
Surat Al-Alaq ini juga menyiratkan peran sains dan sejarah dalam menjawab keingintahuan manusia, tentang asal-usul diri serta mekanisme penciptaanya. Selain itu, memahami sains dan sejarah juga berguna untuk lebih mendekatkan diri dan mengenal kemuliaan Allah Swt, sekaligus menyadari bahwa setiap pengetahuan merupakan anugerah Allah Swt. Hal inilah yang terkandung dalam perintah iqra yang ke dua.
اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ (*) الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (*) عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
Bacalah, dan Rabbmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qolam (pena). Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al ‘Alaq: 3-5).