Tujuan manusia diciptakan Allah SWT adalah untuk beribadah dan beramal sebanyak mungkin. Allah SWT berfirman, “Tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku,” (Surat Az-Dzariyat 56).
Ibadah yang dilakukan manusia manfaatnya bukanlah untuk Allah SWT, tapi untuk manusia itu sendiri. Karena di akhirat kelak, tidak ada yang bisa membantu manusia kecuali amal baik selama hidup di dunia. Amal baik itu bisa berupa ibadah kepada Allah atau pun amal baik yang dilakukan terhadap sesama manusia.
Dikarenakan ibadah dan amalan sangat penting dikerjakan, maka ada baiknya mengenal apa saja yang mesti dilakukan pada saat melakukan sebuah ibadah atau amalan tertentu.
Setiap amalan dan ibadah ada ilmu dan cara mengerjakannya. Kalau cara ibadahnya tidak diketahui dan disempurnakan, bagaimana Allah akan menerimanya?
Sebab itu, Abu Laits Al-Samarqandi dalam Tanbihul Ghafilin menjelaskan:
وقال بعض الحكماء: يجتاج العمل أربعة أشياء حتى يسلم: أولها العلم قبل بدئه لأن العمل لا يصلح إلا بالعلم، فإذا كان العمل بغير علم كان ما يفسده أكثر مما يصلحه. والثاني النية في مبدئه لأن العمل لا يصلح إلا بالنية…والثالث الصبر في وسطه، يعني يصبر فيه حتى يؤديه على السكون والطمأنينة. والرابع الإخلاص عند فراغه، لأن العمل لا يقبل بغير إخلاص، فإذا عملت بالإخلاص يتقبل الله تعالى منك، وتقبل قلوب العباد منك
Artinya, “Sebagian orang bijak berkata, ‘Amalan butuh pada empat hal agar selamat: pertama, berilmu sebelum memulainya, karena amal tidak sah tanpa ilmu. Bila amal dilakukan tanpa ilmu, mudharatnya lebih banyak ketimbang maslahatnya. Kedua, niat pada saat memulainya, karena amalan tidak sah tanpa niat. Ketiga, sabar ketika menjalankannya agar mencapai ketenangan. Keempat, ikhlas ketika selesai beramal, karena amalan tidak akan diterima tanpa keikhlasan, bila kamu ikhlas Allah akan menerima amalanmu dan hati orang-orang yang beribah pada Allah (beriman) juga akan menerimanya.”
Kutipan di atas menengaskan ada empat hal yang perlu dipersiapkan dan dilakukan ketika mengerjakan sebuah amalan atau ibadah. Keempat hal itu sebagai berikut:
Pertama, memiliki ilmu tentang ibadah yang dikerjakan. Ilmu sangatlah penting, terutama ilmu yang berkaitan dengan ibadah. Tanpa ilmu, kita tidak mengerti bagaimana cara shalat, puasa, zakat yang benar. Maka dari itu, belajarlah sebelum mengerjakan ibadah.
Kedua, tanamkan niat dalam hati pada saat mengerjakan amal ibadah. Niat menjadi rukun penting dalam ibadah. Niat menjadi pembeda antara suatu ibadah dengan ibadah lain, serta pembeda antara ibadah dengan yang bukan ibadah. Kalau tidak ada niat, ibadah yang dilakukan tidak ada gunanya.
Ketiga, tumbuhkan kesabaran pada saat ibadah. Dalam mengerjakan shalat misalnya, usahakan menahan diri dan bersabar sampai selesai. Kalau tidak sabar, ibadah yang dikerjakan terasa terburu-buru dan tidak mendapatkan ketenangan.
Keempat, usahakan ikhlas dalam setiap mengerjakan ibadah apapun, karena Allah hanya menerima ibadah yang dilakukan dengan penuh keikhlasan.
Jangan sampai beramal karena dilihat orang, ingin mendapatkan pujian, dan melepaskan kewajiban semata. Sangat disayangkan orang yang beribadah untuk dilihat orang lain, karena semua itu tidak ada nilainya di hadapan Allah.
Selengkapnya, klik di sini