Badan Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNHCR mempertimbangkan pulau terpencil sebagai tempat untuk pengungsi Rohingya. Pulau tersebut adalah Bashan Char sebagai tempat penampungan pengungsi Rohingya. Sebelumnya ada protes terkait ditunjukkan pulau terpencil tersebut sebagai tempat untu para pengungsi Rohingya
Awal pekan ini, asisten komisaris tinggi UNHCR berkunjung ke pulau tersebut dan mengatakan bahwa Bashan Char adalah pulau yang potensional sebagai lokasi sementara dan alternatif bagi beberapa pengungsi Rohingya saat berada di Bangladesh.
Walaupun demikian, Pulau terpencil Bashar Chan sendiri terletak 68 kilometer dari daratan dan rentan terhadap cuaca buruk. Bahkan dikatakan pulau tersebut sering dilanda banjir dan rawan angin topan. Saat ini ada sekitar 18.000 pengungsi Rohingya yang tinggal di pulau tersebut dan membutuhkan bantuan dan perlindungan.
“Akses ke peluang mata pencaharian yang berarti, pengembangan keterampilan, pendidikan, kesehatan, dan akses ke uang tunai untuk memfasilitasi kehidupan sehari-hari mereka adalah hal yang sangat dibutuhkan saat ini,” kata UNHCR dalam sebuah pernyataan seperti dikutip laman arabnews.com.
Sejak Desember, pihak berwenang Bangladesh telah memindahkan 18.000 dari 100.000 orang yang direncanakan ke pulau itu untuk mengurangi penumpukan pengungsi di Cox’s Bazar, sebuah kota di Bangladesh yang telah menampung lebih dari 1,1 juta Muslim Rohingya.
Beberapa orang Rohingya pada hari Senin memprotes kondisi kehidupan, kurangnya akses ke pendidikan dan tidak ada sumber mata pencaharian di pulau itu. Diketahui ada beberapa pengunjuk rasa yang terluka. Bahkan PBB pun menyatakan keprihatinannya.
PBB menginginkan agar para pengungsi diberi fasilitas untuk mencari mata pencaharian dan kesempatan pelatihan keterampilan, sehingga mereka akan merasa diperhatikan saat berada di Bangladesh. Sementara pihak berwenang Bangladesh mengatakan bahwa mereka telah melakukan yang terbaik dan menunggu keterlibatan PBB di pulau itu.
Saat ini UNHCR sedang mempertimbangkan solusi alternatif untuk pengungsi Rohingya, termasuk pemukiman kembali ke negara ketiga bagi pengungsi yang rentan dan membutuhkan perlindungan khusus. Sejauh ini, hanya sekitar 1.000 orang Rohingya dengan dokumen pengungsi yang sah yang dimukimkan kembali oleh UNHCR ke AS, Inggris, Kanada, Swedia, dan Australia. (AN)