Pandemi covid-19 yang melanda seluruh dunia termasuk Indonesia membuat banyak orang terpaksa harus diam di rumah. Namun, memasuki Ramadhan pandemic ini membuat banyak orang bersedih. Gagal pulang kampung menjadi kesedihan tersendiri bagi para perantau. Agenda kumpul dengan keluarga di hari yang khidmat saat idul fitri pun menjadi hal yang terlewatkan. Bagi-bagi ampau saat lebaran yang biasanya sangat dinanti pun, harus hilang karena gagal mudik. Keseruan kumpul bocah (para sepupuh) pun terpaksa tidak ada.
Bukan hanya idul fitri, ajang silaturahim pun dalam agenda buka bersama pun tidak akan terjadi. Dari tahun ke tahun, buka bersama menjadi ajang silaturahim dengan kawan lama. Misalkan reuni kelas saat di universitas, sekolah atau dengan teman kantor lama pun menjadi cerita tersendiri ketika Ramadhan. Paska idul fitri pun, ajang silaturahim yang dibalut dengan kata reuni pun masih terus berlanjut.
Begitu juga dengan cerita mencari takjil dan berburu terawih di kota-kota besar menjadi cerita unik saat bulan puasa. Di beberapa masjid di kota besar misalkan, selalu menyediakan makanan khas Ramadhan saat takjil. Indonesia dengan sejuta keberagaman dan budaya menjadi kisah keunikan tersendiri yang tak bisa terlupakan saat ramdhan tiba.
Bukan hanya itu, para pedagang dadakan pinggir jalan yang menjual takjil pun berkurang, tidak seramai puasa tahun sebelumnya. Tapi, bagaimana pun juga anjuran untuk tetap di rumah dan tidak mudik harus dijalankan.
Hal ini demi menghentikan dan mengurangi penyebaran virus turunan dari Sars ini. Tentunya, situasi ini tidak ingin berlangsung lama bukan? Di sisi lain, stay at home atau #dirumahaja sudah berlangsung cukup lama. Hampir 2 bulan, ada banyak orang sudah merasa bosan dengan kondisi ini. Tapi, kita harus membuat keadaan ini menjadi tetap menyenangkan. Bagaimana caranya?
- Tetap berbagi
Kata siapa di tengah pandemic kita tidak bisa berbagi? Ada banyak orang sudah melakukan hal ini. Masyarakat sipil di Indonesia sudah memulainya dengan membagikan masker dan nasi bungkus kepada masyarakat yang membutuhkan. Jika kita tidak mampu melalukannya (membagikan dalam jumlah yang banyak), cukup kita berbagi dengan teman satu geng ghibah atau kumpul. Gimana caranya? Kita bisa memasak cukup banyak dan membagikan kepada kawan terdekat kita. masalah pengantaran, ojek online bisa mengantarkan masakan kita ke kawan terdekat kita.
- Silaturahim
Rasanya kita perlu bersyukur, pandemic ini terjadi di tengah pesatnya teknologi. sejumlah talkshow untuk meningkatan pengetahuan masih bisa dilakukan dengan sejumlah aplikasi. Talkshow bisa dilakukan dengan menggunakan zoom atau Instagram yang bisa diakses oleh siapa saja. Dengan teknologi, ajang silaturahim masih tetap bisa dilakukan.
Kita bisa menggunakan video call whatsapp atau aplikasi lainnya untuk tetap berkomunikasi menatap wajah kawan-kawan kita. Terutama kita yang tidak bisa mudik, aplikasi video call menjadi aplikasi yang sangat berguna untuk kita bersilaturahim dengan orangtua di kampung halaman. Kita juga bisa membuat forum silaturahim dengan banyak kawan lewat aplikasi-aplikasi yang ada. Reuni sekolah atau universitas masih tetap bisa dilakukan secara virtual.
- Shalat Jama’ah dan Terawih
Nah, beberapa waktu lalu anak-anak sempet rusuh karena tidak diperbolehkan shalat berjamaah dan terawih di Jakarta. Sebenarnya, hal ini tidak perlu terjadi ketika kita mengetahui esensinya di mana. Shalat jama’ah masih tetap bisa dilakukan di rumah dengan anggota keluarga kita. Tapi, gimana dengan anak kost? Kan sepi kalau harus sendiri? untuk anak kost, shalat jamaag dan terawih masih tetap bisa dilakukan. Masa iya, kamu di kostan tidak mengenal satu sama lain?
Terkecuali kamu yang tidak mau bersosialisasi makanya merasa sendiri di kostan. Shalat jamaah dan terawih bisa dilaksanakan bersama dengan teman-teman di kostan. Kita bisa bergiliran menjadi imam saat shalat. Bahkan, selain shalat jamaah dan terawih, bersama dengan teman kostan kita bisa makan bersama. Buka puasa dan shaur bersama. Saling mengingatkan satu dengan lain tentang ibadah mana saja yang harus dilaksanakan. Saat ini, beberapa ustad sudah melakukan pengajian secara online dan bisa dikuti oleh banyak orang tanpa harus bertemu.