Setiap orang pasti pernah mimpi. Ada yang ingat mimpinya ketika bangun tidur, dan banyak juga yang lupa, sudah diingat. Dalam masalah mimpi, setidaknya ada dua sikap manusia pada umumnya: pertama, tidak terlalu memikirkan dan menganggap sebatas bunga tidur; kedua, mimpi dianggap memiliki arti dan mengandung pesan tertentu, sehingga tak heran bila sebagian orang berusaha untuk menyari orang yang pandai menafsir mimpi.
Mimpi pun beragam jenisnya, ada yang baik dan ada pula yang buruk. Sebagian ulama menilai bahwa mimpi baik datangnya dari Allah. Oleh karena itu, seseorang dianjurkan untuk memuji-Nya setiap kali bermimpi baik.Bahkan dalam riwayat lain, Nabi SAW tidak mempermasalahkan jika seseorang menafsirkan mimpinya jika itu mimpi baik.
Sedangkan mimpi buruk, sebagian ulama menilai bahwa ia datangnya dari setan, karenanya tidak baik untuk menceritakannya kepada orang. Abu Hurairah berkata:
جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ إِنِّي رَأَيْتُ رَأْسِي ضُرِبَ فَرَأَيْتُهُ يَتَدَهْدَهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْمِدُ الشَّيْطَانُ إِلَى أَحَدِكُمْ فَيَتَهَوَّلُ لَهُ ثُمَّ يَغْدُو يُخْبِرُ النَّاسَ
Artinya:
“Seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW seraya berkata, “Saya pernah bermimpi bahwa kepalaku ditebas hingga terputus, Nabi SAW lantas bersabda, “Setan sengaja berbuat demikian kepada salah seorang dari kalian, sehingga membuatnya takut dan kemudian di pagi harinya menceritakan kepada orang-orang.” (HR: Ibnu Majah)
Berbeda dengan mimpi baik yang diperbolehkan untuk diceritakan, mimpi yang buruk justru dilarang untuk itu. Sebab, menceritakan mimpi buruk kepada orang lain akan membuat perasaan seseorang semakin khawatir, bahkan menjadikan seseorang tidak percaya diri untuk melakukan sesuatu.
Dalam riwayat lain yang juga diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah, Nabi SAW mengajarkan kepada kita setiap kali dihadapkan dengan mimpi buruk untuk ta’awwudz (mohon perlindungan) sebanyak 3x, serta merubah posisi tidurnya.
[One Day One Hadis program dari Pesantren Ilmu Hadis Darus-Sunnah yang didirikan Almarhum Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Ya’qub, MA. Pesantren Darus-Sunnah saat ini dalam tahap pengembangan dan pembangunan, bagi yang mau berdonasi silahkan klik link ini]