“Yuk, main ke rumah si A, lumayan dapat makan.” “Silaturrahim ke rumah si B saja, makanannya enak. Nanti saat pulang dikasih bingkisan.”
Pernah dengar nggak sih ungkapan-ungkapan seperti ini?
Bagi anak-anak mahasiswa, terutama yang masih ngekost, main ke rumah teman adalah aji mumpung. Selain mempererat persahabatan dan silaturahmi, main ke rumah tuman juga bisa menaikkan gizi. Kok, bisa? Karena biasanya, kalau main ke rumah teman selalu dijamu orang tuanya dengan masakan-masakan yang enak. Maklum saja, selama di kosan hanya makan mie instan dan warteg.
Tentang hal ini, kita diingatkan oleh seorang ulama dan habib asal Yaman, Muhammad bin Alawi bin Umar al-Idrus dalam karyanya berjudul al-Niyyat yang menjelaskan berbagai niat yang perlu ditanamkan dalam hati saat ingin melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu.
Dalam konteks main ke rumah teman, kita juga diingatkan oleh Habib Muhammad al-Idrus untuk tidak salah niat.
Di antara niat yang salah saat main ke rumah teman adalah sebagai berikut:
- Berkunjung dengan niat mencari makan, mendapatkan barang, seperti perhiasan dan pakaian.
- Berkunjung dengan niat mendapatkan pujian
- Berkunjung dengan niat mendapatkan kedudukan agar diagungkan dan dimuliakan
- Berkunjung agar bisa mengambil milik orang.
- Berkungjung untuk mendapatkan popularitas, pencitraan dan elektabilitas. Ini biasanya dilakukan oleh para calon pejabat untuk merebut hati masyarakat.
Habib Muhammad al-Idrus mengingatkan agar saat berkunjung ke rumah teman, bersilaturrahmi hendaknya memiliki niat dan tujuan yang baik, sebagaimana berikut:
- Karena menghormati dan mengagungkan teman
- Agar kasih sayang terus tumbuh
- Membahagiakan pemilik rumah
- Mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW
- Niat berkunjung untuk mengurangi dosa dan kesalahan
- Mendapatkan barakah karena melihat saudara atau teman.
- Saling menasehati dalam kebaikan.
- Berharap cinta dari Allah SWT.
Itu lah beberapa hal yang perlu kita perhatikan saat berkunjung atau bertamu ke rumah teman. Niat yang baik akan mendatangkan kebaikan, keberkahan, dan keridhaan Allah SWT. Sebaliknya, niat yang tak baik, atau bahkan niat yang buruk, hanya membuat silaturrahim kita sia-sia belaka.
Jika kita sudah memiliki niat yang dianjurkan di atas, tapi saat sampai di sana malah mendapatkan makanan, pakaian, hadiah dan lain sebagainya, maka sejatinya itu adalah balasan atas niat baik kita, bukan tujuan sebenarnya. (AN)
Wallahu a’lam.