Dalam sebuah rekaman video pengajiannya, Gus Baha membagi penjelasan seputar Maulid Nabi Muhammad. Ulama kharismatik asal Rembang tersebut meemberi pandangan seputar nasab Nabi Muhammad SAW yang ada di dalam kitab Maulid dan pelajaran yang dapat dipetik dari informasi tersebut.
Disebutkan bahwa dalam kitab-kitab maulid terdapat deskripsi yang cukup rinci seputar nasab nabi Muhammad. Ada rahasia tersendiri dari informasi nasab Nabi Muhammad SAW. Dahulu nabi Muhammad disangsikan kenabiannya karena nasab beliau dipertanyakan oleh kalangan orang Yahudi. Bagi orang Yahudi, persoalan nasab ini menjadi penting karena dalam sejarah kenabian, seorang nabi diturunkan kepada bani Israil. Sehingga kemudian nabi yang lahir di tengah suku Quraisy Makkah disangsikan kenabiannya hanya karena persoalan nasabnya yang tidak berasal dari bani Israil.
Nabi itu anak siapa? Kok berani mengaku nabi. Nabi itu harus dari bani Israil, maknanya keturunan dari Yahuda bin Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim. Namun orang Quraisy mampu membuktikan bahwa Nabi Muhammad juga merupakan keturunan Ibrahim. Dan keterangan tersebut diabadikan dalam kitab maulid, antara lain kitab Maulid al-Barzanji di bab kedua yang merangkum nasab Nabi Muhammad SAW sampai kepada nabi Ismail AS.
Nabi Ismail diketahui sebagai putra Nabi Ibrahim yang mukim di Makkah. Artefak sejarah membuktikan bahwa nabi Ibrahim dan Ismail lah yang membangun peradaban di Makkah. Dibuktikan dengan adanya maqam Ibrahim, berupa jejak kaki nabi Ibrahim yang terdapat di atas sebuah batu di sisi Kakbah di Masjidil Haram. Maqam Ibrahim ini merupakan batu pijakan nabi Ibrahim ketika membangun Kakbah, kemudian telapak kaki beliau membekas di atas batu pijakan tersebut. Sampai saat ini maqam Ibrahim masih lestari dan bisa disaksikan oleh umat Islam.
Dari sini, kesimpulannya adalah bahwa masyarakat Makkah pada dasarnya memiliki darah keturunan dari Nabi Ibrahim AS. Sehingga sekaligus menggugurkan sikap sangsi kalangan Yahudi terhadap status kenabian Nabi Muhammad SAW.
Gus Baha juga menyitir sebuah kutipan dari kitab Maulid Diba’ yang mengaitkan kelahiran Nabi Muhammad dalam sebuah informasi dari kitab Taurat:
(اللَّهُمَّ صَلِّ وسَلَّمْ وبَارِك عليه وعلى آله)
اَلْحَدِيْثُ الثَّانِيُّ: عَنْ عَطَاءٍ بِنْ يَسَارٍ عَنْ كَعْبِ الْأَحْبَارِ. قَالَ: عَلَّمَنِيْ أَبِيْ التَّوْرةَ إِلاَّ سِفْرًا وَاحِدًا كَانَ يَخْتِمُهُ وَيُدْخِلُهُ الصُّنْدُوْقَ. فَلَمَّا مَاتَ أَبِيْ، فَتَحْتُهُ فَإِذًا فِيْهِ نَبِيٌّ يَخْرُجُ أَخِرَ الزَّمَانِ، مَوْلِدُهُ بِمَكَّةَ، وَهِجْرَتُهُ بِالْمَدِيْنَةِ، وَسُلْطَانُهُ بِالشَّامِ. يَقُصُّ شَعْرُهُ وَيَتَّزِرُ عَلَى وَسَطِهِ، يَكُوْنُ خَيْرَ اْلأَنْبِيَاءِ، وَأُمَّتُهُ خَيْرَ الْأُمَمِ،
Hadits kedua, dari ‘Atha’ bin Yasar, dari Ka’ab Al-Akhbar, ia berkata, “Ayahku telah mengajarkan kepadaku kitab Taurat hingga tamat, kecuali satu lembar, yang tidak diajarkan, dan justru dimasukkannya ke dalam peti. Maka ketika ayahku meninggal, aku membuka peti itu, ternyata lembar tersebut bertuliskan: Seorang nabi akan muncul di akhir zaman, tempat kelahirannya di Makkah, hijrahnya ke Madinah, dan pemerintahannya meluas sampai ke negeri Syam…”
Riwayat ini juga membuktikan tentang nubuat yang diriwayatkan oleh Ka’ab al-Akhbar. Nabi Muhammad adalah nabi yang lahir di Makkah, hijrah dan wafat di Madinah, serta kerajaan Islam yang pertama dibangun oleh Bani Umayyah ada di Syria dan beribukota di Syam.
Dengan penjelasan ini, Gus Baha sedang menekankan bahwa banyak yang kurang paham tentang esensi dari isi tradisi maulid yang dirayakan oleh umat Islam. Banyak yang menuding tradisi maulid ini sebagai bid’ah atau ritual yang mengada-ada dan tidak diajarkan. Namun esensi dari Maulid sebenarnya memuat banyak informasi sejarah yang bisa dipelajari dalam meningkatkan keimanan kita terhadap nabi Muhammad SAW.
Wallahu a’lam bisshawab.